Ketika melihat anak yang sukanya marah-marah dan suka ngambek memanglah mengesalkan. Apalagi, dalam beberapa kejadian, dipicu oleh kemauan anak yang susah dimengerti. Bahayanya, apabila terus dibiarkan akan berakibat buruk pada perkembangan emosi anak.
Sebagai orang tua, yang perlu dilakukan adalah menjadi embun penyejuk bagi anak yang sedang marah. Sehingga anak akhirnya mampu memahami kesalahannya sendiri dan mengurungkan marahnya.
Berikut beberapa kiat menangani anak yang suka marah di antaranya:
Pertama, perhatikanlah masalah makanan dan kesehatan anak. Orang tua perlu mengetahui, apabila anak dalam kondisi lapar maka sangat wajar jika ia marah. Bisa juga kemarahan anak dipicu tubuhnya yang kurang sehat.
Kedua, anak marah ditimbulkkan oleh suatu sebab. Untuk masalah ini, mungkin anak sedang mempunyai permasalahan di sekolah atau lingkungan mainnya. Untuk itu, orang tua harus mencari tahu penyebabnya sehingga akan mudah mencari solusinya.
Ketiga, dengarkanlah keluhan anak. Salah satu sifat anak adalah selalu ingin diperhatikan. Oleh karena itu, ketika anak marah, sebaiknya orang tua mendengarkan keluhan dari anak. Dengan pendekatan kasih sayang, maka kemungkinan besar anak akan mengemukakan keluhannya dan alasan mengapa ia marah.
Keempat, carilah waktu yang tepat untuk menasihati anak. Banyak orang tua yang kurang tepat dalam mengambil momen menasihati. Sehingga anak justru akan marah dan tidak mau mendengarkannya.
Apabila orang tua sering memberikan kasih sayang pada anak, maka semua nasihat orang tua yang diucapkan secara lembut akan diterima anak dengan senang hati. Jawablah pertanyaan-pertanyaan anak dengan dengan nada bicara tidak meremehkan, sehingga ia merasa diperhatikan.
Kelima, peka mengenali perasaan anak. Anak yang berada pada masa pertumbuhan biasanya memiliki keingintahuan dan kemauan yang sangat tinggi. Akan tetapi kemampuanya seringkali tidak sekuat keinginannya. Sehingga akan menimbulkan kecewa dan marah pada diri anak. Dari sini penting bagi orang tua untuk memahami perasaan anak.
Keenam, kenali kebiasaan dan kesukaan anak. Dengan mengenali kebiasaan dan kesukaannya, orang tua akan lebih mudah menggali potensi yang dimiliki anak. Dengan demikian anak akan menyenangi kegiatanya. (Risdianto Hermawan - Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini di IAIN Purwokerto dan sebagai periset di Pusat Stadi Pendidikan dan
sumber : http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4033