“Ibu, beli jajan!,” kata anak saya pada suatu siang.
Saya menghampiri dan berkata pada anak, “Beli jajan apa?”
“Itu, keripik pedas!,” kata anak saya.
Saya langsung menunjukkan ekspresi tidak suka, seraya berkata, “Ingat dengan sakit perut kemarin!” Saya kemudian pergi meninggalkan anak saya. Tapi, anak saya mencegah, ”Baik, bu. Tidak beli keripik pedas, tapi buah segar!”
Saya segera berpaling dan memberikan selembar uang lima ribuan, dan berkata, “Ini, dan kembaliannya disimpan!”
“Terima kasih, bu,” kata anak saya bergegas pergi.
Saya yakin kejadian anak meminta uang untuk membeli jajan, sering kita alami. Tampaknya ini sepele, tetapi menurut saya penting. Sebab, salah satu kewajiban penting kita sebagai orang tua, tidak hanya soal memberikan uang jajan pada anak, tetapi juga bagaimana uang jajan itu diberikan dengan tepat, dan anak mengalokasikannya secara tepat pula.
Untuk itu, orang tua harus bijak dalam memberikan uang jajan. Berikut empat hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, berikan uang jajan dengan baik pada anak. Saat anak meminta uang jajan, kita harus mendekat ke anak dengan senyum senang. Jangan sampai kita cuek, sehingga anak berteriak. Sebab saat itu anak membutuhkan kita. Saat sudah hadir, berikan uang itu dengan baik-baik. Hindari memerintahkan anak untuk mengambil uang di dalam dompet sendiri.
Kedua, tanyakan tujuan meminta uang jajan. Saat sudah berhadapan dengan anak dengan ekspresi senang, dan uang jajan siap diberikan pada anak, maka orang tua harus bertanya, “Uang akan dipakai membeli apa, nak?” Dengan pertanyaan ini, kita bisa mengontrol dan mengarahkan anak untuk membeli jajan yang baik dan sehat.
Ketiga, berikan larangan dan penghargaan atas jajan yang akan dibeli anak. Saat pertanyaan sudah diajukan, maka anak akan menjawab dengan dua kemungkinan: membeli jajan yang baik bagi kesehatannya atau membali jajan yang tidak baik untuk kesehatan anak.
Jika anak membeli jajan yang baik untuk kesehatan anak, maka kita harus membolehkan bahkan memberikan apresiasi dengan perkataan yang membanggakan, ”Itu makanan yang bagus sekali, nak. Sangat menyehatkan!” Tapi, jika jajan tidak menyehatkan, maka orang tua harus melarang dengan keras, “Jangan jajan makanan itu. Tidak baik untuk kesehatanmu!” Dengan begini anak akan tahu dan memilih membeli jajan yang sehat.
Keempat, ajari anak menabung dari kelebihan uang jajan. Setelah tahu jajan yang akan dibeli itu menyehatkan, maka berilah anak uang dengan baik. Jika memungkinkan, berilah anak uang yang ada sisa kembaliannya, kemudian minta agar sisa uang jajannya ditabung, “Nak, sisa uang jajannya ditabung, ya!” Ini akan mengajari anak untuk gemar menabung.
Kelima, ajari anak berterima kasih. JIka anak sudah menerima uangnya, maka wajib hukumnya untuk anak mengucapkan terima kasih pada orang-tuanya. Kewajiban berterimakasih ini pelajaran penting untuk anak. (Umy Kha, tutor Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Purwokerto; relawan Kampung Literasi Wadas Kelir SKB Purwokerto)