(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Kiat Mengajarkan Anak untuk Berhemat

Admin disdikpora | 11 Maret 2019 | 571 kali

Pernahkah kita mendengar anak merengek meminta jajan atau dibelikan sesuatu? Sebagai orang tua pastilah sudah pernah menyaksikannya dan bahkan mungkin sering. Yang membedakan, setiap orang tua mempunyai sikap tersendiri dalam menghadapi hal semacam ini.

Terkadang hal tersebut membuat orangtua tidak tega melihatnya. Sampai-sampai mereka rela memberikan segala sesuatu yang anak tercintanya inginkan.

Orang tua seperti itu beranggapan bahwa sikap anaknya hanya berlangsung ketika anak masih kecil, sehingga mereka memberikan segala sesuatu yang anak inginkan. Padahal apabila diteruskan maka anak tersebut akan mempunyai perilaku konsumtif. Karena semua keinginannya dapat dengan muda terpenuhi.

Berikut adalah cara yang bisa dilakukan orang tua agar mengurangi risiko konsumtif pada anak agar bisa menghematkan uangnya.

Pertama, berikan batasan pemakaian uang. Jika kita hendak memberikan uang kepada anak, perintahkan agar menggunakannya dalam beberapa kebutuhan. Sebagai contoh, seorang anak diberi uang saku sebesar Rp 10 ribu untuk keperluan selama empat hari. Dengan begitu anak tersebut akan berpikir untuk menghematkan uangnya agar bisa sampai empat hari.

Kedua, ajarkan anak menabung. Setelah anak diajarkan untuk menghemat uangnya, kini giliran mengajarkan cara menabung. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan cara menyisihkan uang sakunya untuk menabung.

Agar anak rajin dalam menabung, cobalah memberinya celengan yang unik atau yang sesuai dengan keinginan dan kesukaannya. Adapun cara yang lain adalah dengan memberinya reward ketika si anak rajin membantu orang tua, dengan syarat uang tersebut dimasukkan ke dalam celengan.

Sebagai contoh, si Fulan rajin menyapu halaman rumah. Setiap kali menyapu ia diberi uang sebesar Rp 2 ribu. Uang tersebut kata ibunya harus dimasukkan ke celengan. Maka si Fulan menuruti perintah ibunya. Jika yang terjadi demikian maka anak akan semakin rajin membantu orang tua.

Ketiga, memberikan pengertian tentang kerja keras orang tua dalam mencari nafkah. Dengan cara seperti ini diharapkan anak menjadi luluh, tidak lagi merengek meminta ini itu sesuai dengan keinginannya. Mereka menjadi tahu akan perjuangan orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Agar anak lebih paham dalam hal ini, maka carilah waktusenggang agar anak tersebut mampu menerimanya. Sampaikan dengan pelan agar anak mengerti bahwa uang yang kita punya tidak didapatkan begitu saja.

Keempat, ajarkan untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Ketika anak sudah mengerti tentang batasan-batasan pemakaian uangnya, sudah giat dalam menabung dan mengerti tentang perjuangan orang tua dalam memberinya nafkah,  kini giliran mengajarkan mana yang menjadi keinginan dan mana yang menjadi kebutuhan.

Salah satunya dengan mengajarkan anak agar membuat daftar kebutuhan yang harus terpenuhi. Ketika membuat daftar kebutuhan, cenderung anak tersebut menulis sesuai keinginannya. Maka dampingilah dalam mengurut daftar kebutuhan paling mendesak yang harus dibeli. Dengan cara seperti ini maka anak menjadi mengerti akan kebutuhan dan keinginan. (Fajar Pujianto, Pegiat Literasi Kabupaten Banyumas, Sekretaris Forum TBM Kabupaten Banyumas, Pengelola TBM Anfat Desa Babakan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas, Pendidik di MI Ma’arif NU 2 Langgongsari Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas)