(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Kiat Merawat Koleksi Mainan Anak

Admin disdikpora | 23 Januari 2019 | 990 kali

Anak kecil sangat identik dengan dunia bermain. Dalam bermain, ada anak yang memerlukankan alat, ada juga yang tidak. Bermain petak umpet, tebak-tebakan, gobak sodor, enklek, ular-ularan, umumnya tidak memerlukan alat permainan khusus. Namun permainan semacam masak-masakan, gundu, mobil-mobilan, boneka, pistol-pistolan, congklak, dan lain-lain tentu memerlukan peralatan khusus yang disebut mainan.

Anak-anak biasanya sangat menyukai mainan. Mereka seringkali meminta mainan yang menarik, bagus, dan  menyenangkan. Jenis mainan anak semakin hari semakin beragam bentuknya dan lebih modern. Jika dahulu mainan anak lebih banyak dibuat sendiri dari bahan seadanya, kini sebaliknya lebih banyak diproduksi oleh pabrik. Maka hasilnya pun lebih bagus dan lebih menarik perhatian anak.

Sebagai orang tua seringkali membelikan mainan untuk anak-anak. Berbagai mainan dibeli demi menyenangkan mereka. Namun kesukaan mereka terhadap mainan itu biasanya tidak terlalu lama. Anak-anak umumnya cepat merasa bosan setelah beberapa saat memainkan mainan barunya. Setelah itu mereka akan meninggalkan dan membiarkannya untuk beberapa waktu atau bahkan untuk jangka waktu yang panjang, karena mereka tertarik oleh aktifitas lainnya. Hal itu sangat disayangkan. Apalagi kalau mainan itu dibeli dengan harga yang cukup mahal.

Di saat seperti itulah, orang tua harus bisa melakukan tindakan yang tepat. Orang tua harus bisa menjadi penyelamat terhadap berbagai benda mainan milik anak. Orang tua harus bisa membantu menyimpankan mainan itu, agar saat anak kembali membutuhkannya, maka orang tua dapat segera menemukannya dan tidak harus membelinya lagi. 

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan dan menyelamatkan mainan anak:

Pertama, sediakan tempat khusus untuk menyimpan mainan itu. Tempat itu tentu harus aman, dan mampu melindungi mainan itu dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan. Usahakan tempat itu tidak mudah basah atau lembab, sehingga mainan tidak mudah berjamur. Bahan tempat mainan bisa berupa kayu, plastik, atau pun bahan lain. Jika ada almari kaca, itu akan lebih baik, sehingga mainan anak akan dapat terlihat secara jelas dan saat dibutuhkan mudah dicari.

Kedua, jika tempat mainan sudah ada, maka segeralah bersihkan mainan itu dan masukkan ke dalamnya. Aturlah dengan rapi agar mainan tidak tampak berantakan dan enak dipandang. Dalam menata mainan, kita perlu mempertimbangkan daya tampung tempat mainan itu. Menata mainan anak secara variatif  akan lebih indah dipandang. Jika mainan terpaksa harus ditata secara bersusun, maka harus diperhatikan kekuatan mainan tersebut.

Ketiga, buatlah daftar mainan. Seperti barang lain, mainan anak juga perlu diinventarisir dengan baik. Tujuannya agar bisa diketahui berapa banyak mainan yang ada di dalamnya, serta apa saja jenisnya. Ini penting agar kita dapat mengetahui setiap mainan yang ada. Jika ada mainan yang hilang, maka akan terdeteksi dan dapat dilacak keberadaannya. Ini juga akan bermanfaat jika suatu waktu anak menanyakan jenis mainan tertentu yang pernah dimilikinya. Bila perlu tuliskan jenis mainan yang ada dan berikan identitas serta nomor tertentu secara jelas.

Keempat, periksa secara berkala.  Agar mainan anak tidak rusak atau hilang, maka tugas kita memeriksa secara rutin. Jika memungkinkan lakukanlah tiap bulan sekali.  Dalam jangka waktu tersebut, tentu sudah banyak perubahan, karena kadang anak akan mengubah posisi atau mengambilnya dan mungkin juga tak mengembalikan. Oleh karena itu memeriksa tiap jangka waktu tertentu cukup penting dilakukan.

Kelima, jika kita sudah memeriksa, maka akan tahu pula kondisinya. Dalam waktu sebulan, mungkin juga mainan itu akan kotor, sehingga kita harus siap membantu membersihkannya. Cucilah mainan itu jika memang diperlukan. Jika tidak, minimal kita bisa mengelapnya, agar debu yang ada bisa hilang.

Keenam, hindarkan mainan anak dari hal-hal yang dapat merusaknya. Usahkan jangan sampai tempat mainan itu terdapat binatang semacam tikus, kecoa, maupun binatang lain yang suka merusak dan menggigitnya. Jauhkan pula dari api atau air yang dapat merusaknya.

Ketujuh, jadikanlah mainan itu sebagai barang antik yang sengaja dikoleksi, sehingga kita tidak akan menganggapnya sebagai barang bekas yang tak berguna dan hanya membuat kotor saja. Jika kita pandai menata dan merawatnya, justru mainan itu akan menjadi hiasan tersendiri di rumah kita. Kita bisa menjadikan koleksi mainan anak menjadi barang yang cantik dan indah dipandang, sekaligus tidak dianggap barang yang mengganggu pemandangan kita.

Dengan langkah-langkah dia atas, maka kita sesungguhnya telah melakukan dua kegiatan sekaligus, yakni menyimpan dan menyelamatkan sekaligus, menjadi kolektor mainan anak yang mungkin kelak akan dapat menjadi kenangan tersendiri bagi anak maupun keluarga. (Riyadi, pendidik di SDN 1 Kediri Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas, pegiat literasi di KOMPAK)