(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Manfaat Berkumpul Bersama Keluarga

Admin disdikpora | 04 Oktober 2016 | 15402 kali

SAHABAT KELUARGA- Wahai para orang tua, masihkah Anda menjaga tradisi makan bersama anak-anak, entah itu makan siang atau makan malam?

Tradisi makan bersama anggota keluarga saat ini sudah makin jarang dilakukan karena terbatasnya waktu berkumpul. Padahal, banyak hal positif yang bisa Anda dapat dengan meluangkan waktu makan bersama anak-anak.

Makan lebih sehat. Sebuah survey ditahun 2000 yang dilakukan Harvard Medical School, Amerika Serikat, menunjukkan, anak usia 9-14 tahun yang terbiasa makan malam dengan keluarga lebih sering mengonsumsi buah dan sayuran ketimbang minum soda dan makan-makanan yang digoreng. “Makan malam keluarga juga memungkinkan orangtua dan anak menjalin komunikasi terkait gizi dan pemilihan makanan sehat,” kata Matthew W Gillman, MD, pemimpin peneliti survei dan Direktur Program Pencegahan Obesitas dari Harvard Medical School.

Terhindar dari masalah. Riset menunjukkan, anak-anak yang makan bersama keluarga cenderung terhindar dari berbagai masalah, seperti depresi, bunuh diri, dan gangguan makan. Mereka juga lebih mungkin untuk tidak melakukan hubungan seks bebas. Ketika seorang anak merasa sedih atau tertekan, makan malam bersama keluarga dapat menjadi solusinya. “Hal ini terutama berlaku untuk anak dengan gangguan makan,” kata Dianne Neumark-Sztainer, PhD, seorang profesor di University of Minnesota of Public Health.

Anak Terhindar Perilaku buruk. Menurut laporan Asosiasi Keamanan Medis Masyarakat (CASA) Amerika Serikat, makan malam keluarga setidaknya lima kali seminggu secara drastis menurunkan keinginan anak untuk merokok, minum alkohol, dan obat-obatan.

 

Menambah Perbendaharaan kata. CASA juga melaporkan, makan malam bersama keluarga akan memberi kesempatan kepada anak-anak untuk melakukan percakapan dengan orang yang lebih dewasa. Makan malam keluarga secara tidak langsung juga dapat menambah perbendaharaan kosakata anak.

Terhindar stress. Pada tahun 2008, para peneliti di Brigham Young University, AS, melakukan studi terhadap pekerja dan menemukan bukti bahwa makan bersama keluarga dapat membantu mengurangi ketegangan akibat stres pekerjaan di kantor. Artinya, jika Anda mempunyai pekerjaan yang berat, maka mencari waktu untuk makan malam bersama keluarga bisa membuat stres Anda berkurang.

 

Tercipta kebersamaan. Sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of Nutrition Education and Behavior, menunjukkan, dengan makan bersama, akan terbangun kebersamaan antara semua anggota keluarga. Kesempatan itu dapat digunakan menjadi ajang anggota keluarga untuk berbagi pengalaman. Jika dilakukan konsisten selama masa perkembangan, akan menjadi penyedia perawatan kesehatan dan pendidikan bagi remaja.

 

Meningkatkan prestasi sekolah. Sebuah hasil penelitian dari CASA menemukan, anak-anak remaja yang makan malam bersama keluarga sebanyak 5 hingga 7 kali per minggu tercatat dua kali lebih banyak menerima nilai A dan B di sekolah, dibandingkan dengan anak-anak yang melakukan kegiatan ini kurang dari 3 kali per minggu. Tambahannya, anak-anak yang sering makan malam bersama keluarga hanya 9% saja yang berprestasi buruk di sekolah.

Kesehatan mental lebih baik. Sebuah penelitian yang menguji 5.000 remaja menunjukan bahwa anak-anak yang rutin makan dengan orang tua mereka terlihat lebih kuat secara emosi dan memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Remaja yang makan dengan orang tua mereka secara teratur terlihat lebih dapat menyesuaikan diri, memiliki perilaku dan kemampuan berkomunikasi yang baik.

Ajarkan sopan santun. Bagi anak-anak, pengalaman makan malam bersama keluarga akan tertanam terus di otak hingga dewasa dan memberikan memori yang indah. Menurut Ratih Andjayani Ibrahim, Founder & CEO PT. Personal Growth Counseling and Development Center, dan juga pendiri Joy Parenting, makan bersama di meja makan juga akan mengajarkan anak perihal sopan santun. Di meja makan orang tua sekaligus dapat mengajarkan anak untuk tetap duduk saat makan dan menghabiskan makanan yang disajikan. “Pelajaran berdoa dan bersyukur pun dapat dilakukan pada kesempatan ini, “kata psikolog lulusan Universitas Indonesia ini. Yanuar Jatnika

Download disini