Beberapa anak perempuan tampak sibuk menuangkan tanah ke dalam suatu wadah berbentuk panci kecil yang terbuat dari plastik berada di atas kompor kecil. Sementara beberapa anak yang lain tampak tengah asyik mengiris-iris dedaunan.
Ada daun mangkukan, picisan, pelepah pisang dan beberapa jenis daun lainnya. Lalu dimasukkanlah irisan-irisan dedaunan itu ke atas wajan-wajanan. Diaduk-aduklah irisan dedaunan itu beberapa saat hingga dianggap masak. Kemudian disajikan di atas piring-piringan dan beberapa wadah lainnya. Mereka lantas bersama-sama menikmati masakan itu.
Ilustrasi di atas merupakan suatu adegan suasana anak-anak yang tengah bermain masak-masakan bersama. Suasana menjadi sangat menyenangkan dan tergambar dalam imajinasi kita saat menjadi anak kecil yang mengalami hal serupa. Seiring perkembangan teknologi yang juga merambah kepada permainan digital, kemudian tergusurlah jenis permainan tradisional semacam itu. Permainan masak-masakan yang umumnya lebih disukai anak-anak perempuan kini sangat jarang kita jumpai.
Sungguh sangat disayangkan ketika permainan tradisional itu tak lagi dilakukan anak-anak kita. Masalahnya permainan tersebut sangat bermanfaat bagi anak-anak dalam membantu pertumbuhan jiwanya. Setidaknya ada enam manfaat permainan masak-masakan dalam membantu perkembangan jiwa anak.
Pertama, permainan ini dapat melatih keterampilan motorik anak. Dalam permainan ini ada kegiatan mengiris, memotong, menumbuk dan gerakan lainnya yang memanfaatkan peralatan pisau, alat penumbuk semacam batu dan peralatan lainnya yang semuanya harus dikerjakan dengan otot dan membutuhkan gerakan dari tubuh mereka.
Di sinilah anak-anak harus melakukan kegiatan yang menggunakan keterampilan motoriknya. Mereka harus mengiris-iris dedaunan, atau benda lainnya dengan kelincahan motoriknya sekaligus memanfaatkan kehalusan perasaannya. Kecepatan dan hasil kerja mereka dalam memotong dan menumbuk akan dapat menjadi indikasi bagaimana dirinya memiliki keterampilan motorisnya.
Kedua, melatih kerjasama. Anak-anak yang bermain masak-masakan bersama akan mengerti bagaimana ia harus bertugas. Seorang anak biasanya akan mengerti apa yang harus dilakukan. Karena mereka dalam keadaan bersama maka jelas tidak ada yang akan tinggal diam. Mereka dipastikan akan mengambil perannya masing-masing dalam kelompok itu sekaligus mengambil inisiatif masing-masing. Bahkan biasanya di situ akan tumbuh pula jiwa kepempinanannya. Satu di antara mereka biasanya tanpa disadari muncul jiwa kepemimpinannya dalam arti mampu membagi tugas kepada teman lainnya.
Ketiga, permainan masak-masakan dapat melatih anak untuk berbagi. Inisiatif anak untuk berbagi hasil masakan biasanya akan tumbuh ketika mereka melakukan kegiatan tersebut secara individu. Artinya mereka membuat masakan secara sendiri bukan secara kelompok.
Ini juga akan memunculkan sikap kekeluargaan dan peduli. Mereka akan memberikan sebagian hasil masakannya kepada teman yang lain. Mereka akan saling membagi kepada semua temannya. Ini sangat penting bagi mereka karena dengan demikian hal semacam itu akan terbawa hingga mereka menjadi dewasa. Kebiasaan berbagi dan peduli kepada sesama akan tumbuh dan berkembang hingga kehidupan nyatanya saat mereka berada di masyarakat.
Keempat, permainan ini juga dapat melatih kreatifitas anak. Dalam permainan ini akan tumbuh pula kreatifitas mereka. Dengan bermain masak-masakan mereka akan menerapkan pengalaman empirik yang mereka miliki. Kecuali itu anak-anak juga akan berkreatifitas membuat jenis masakan lain berdasarkan imajenasinya atau mencoba membuat resep baru. Di sinalah anak-anak akan melakukan inovasi dan kreatifitas dengan membuat masakan baru.
Kelima, permainan ini juga dapat melatih rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab anak dalam permainan ini akan tumbuh khusunya jika permainan ini dilakukan secara kelompok. Anak-anak akan mengerti tanggung jawab yang diberikan oleh kelompoknya. Sebagai contoh, anak yang harus menanak nasi, maka dirinya akan mencari bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkannya. Demikian pula anak yang bertugas memasak sayur dan lainnya, mereka juga akan melakukan hal yang sama.
Keenam, dapat mengenal pengetahuan memasak. Kegiatan ini benar-benar bermanfaat untuk mengenalkan kepada anak dalam hal memasak yang sesungguhnya. Anak-anak yang akan memasak tumis maka dirinya harus mengetahui bahan apa saja yang dibutuhkan, bumbu apa saja yang diperlukan, bahkan peralatan memasaknya pun harus mereka ketahui.
Di sinilah akan muncul pengalaman baru. Mereka menerapkan pengetahuan yang telah dimiliknya sekaligus belajar mendapat pengetahuan tambahan dari teman lain yang lebih tahu. Anak-anak yang masih minim pengetahuannya soal memasak, secara tidak langsung akan mendapatkan pengetahuan baru dari teman lain dalam kegiatan ini.
Mengingat betapa banyak manfaat dalam kegiatan permainan masak-masakan ini, maka orang tua tampaknya perlu mengenalkan kembali dengan kegiatan ini. Sekali waktu kita mengajak anak-anak dalam permainan ini. Bahkan jika memungkinkan kita bisa terlibat di dalamnya sehingga dalam kesempatan itu kita juga bisa sekaligus memberikan pengetahuan kepada mereka. Harapannya agar kelak mereka menjadi anak-anak yang terampil memasak, kreatif, tanggung jawab, peduli dan mampu bekerja sama. (Riyadi - Pendidik di SDN 1 Kediri Kec Karanglewas Kab Banyumas, Pegiat literasi di KOMPAK)
Sumber : http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4147