Bukan hal baru lagi jika para remaja mempunyai akun di sosial media. Mulai dari Instagram, facebook, WhatsAap, Line, Twitter hingga media sosial lainnya.
Hampir tiap detik mereka aktif di media sosial. Waktunya habis untuk memelototi gawai. Bahkan kala mengendari motor pun sambil sesekali melihat gawai. Bersosialisasi dengan anggota keluarga, teman berkurang.
Sebagian besar mereka memanfaatkan media sosial untuk keluh kesah atau sekadar hura-hura. Menyebar informasi yang belum tentu kebenarannya. Yang lebih miris, ada beberapa remaja berani membuat grup dengan saling sebarkan video yang tidak sopan.
Belum lagi kata-kata kotor dan bahasa yang kurang bijak dilontarkan. Ada juga yang mengunggah gambar dirinya saat bermesraan dengan sang pacar. Benar-benar perbuatan yang tidak pantas.
Tapi inilah kenyataan yang terjadi. Apakah semua orangtua mengetahui? Ataukah hanya sibuk dan sibuk mencari uang yang konon demi anak? Tak adakah sedikit pun melihat perkembangan anak yang sudah remaja?
Kini saatnya peran orangtua dikembalikan untuk mengantarkan generasi muda menjadi lebih baik. Memberikan pengertian bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Berikut beberapa hal yang orangtua bisa coba lakukan untuk membantu remaja menggunakan media sosial secara bijak:
Pertama, ubah keluh kesah dengan tulisan
Ubah keluh kesah yang ditulis di media sosial dengan puisi, cerita atau reportase. Kita sebagai orangtua tentunya juga memberi contoh. Suatu saat akan bisa diambil manfaatnya, bisa berupa buku. Keren bukan. InsyaAllah anak akan tertarik. Jangan lupa berteman dengan anak di media sosial agar bisa terus memantau.
Kedua, membuat grup yang bermanfaat
Buat grup yang bermanfaat. Misalnya grup keluarga yang hanya boleh kirim berita keluarga dan tulisan pribadi. Beri komentar atau masukan yang membangun. Lebih baik beri hadiah kecil, misalnya membelikannya es krim. Larang kirim foto atau tulisan yang bukan dari diri sendiri alias tidak boleh copas. Kalau ketahuan beri hukuman. Ikutkan anak-anak ke grup menulis atau grup-grup lain yang inspiratif dan bermanfaat. Segera sarankan keluar dari grup jika anak ketahuan ikut grup yang kurang baik.
Selalu berteman dengan anak di media sosial dan jangan pernah lepas memantaunya. Ini harus diterapkan agar tak ada rahasia lagi antara anak dan orangtua. Kalau anak tidak mau, berarti ada hal yang dirahasiakan. Tanamkan bahwa hal ini demi kebaikan bersama.
Kita tidak bisa melarang remaja menggunakan media sosial. Yang perlu kita lakukan adalah mengarahkannya ke hal-hal positif dan bermanfaat di media sosial. Penggunaan medsos yang bijak akan dapat membawa remaja menjadi berkarakter, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti baik. Bahkan bukan tidak mungkin akan mengantar anak ke pintu kesuksesan. (Budiyanti Anggit - Pengajar di SMPN2 Banyubiru, anggota Penarawa (Penulis Ambarawa), Penulis Buku Jurus Cerdas Jadi Penulis dan beberapa buku lain)