(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Menaklukkan Hati Siswa ala Guru Konseling

Admin disdikpora | 12 September 2017 | 1499 kali

Di sekolah kejuruan saya dulu, ada seorang guru Bimbingan Konseling (BK) yang sangat saya kagumi. Penampilannya selalu rapi dan sederhana. Wajahnya selalu dihiasi dengan senyuman, tidak banyak bicara dan hampir saja tidak pernah mengumbar amarah di depan kami.

Jika ada dari kami melakukan hal yang kurang sesuai atau berkata yang tidak seharusnya, maka beliau hanya memandangnya dan tersenyum sambil menudingkan jari telunjuknya pada kawan saya itu. Sontak kawan saya itupun diam dan hanya tersenyum-senyum sendiri sambil terlihat malu.

Kami sebagai anak didiknya sangat berhati-hati ketika berpapasan dengan beliau. Kami takut ada yang keliru, kurang sesuai atau salah dengan sikap kami, padahal kami mengetahui bahwa ibu guru BK itu tidak pernah marah.

Menurut pengamatan saya, beliau selalu mendengarkan setiap siswa yang hendak mencurahkan isi hatinya. Meskipun saya tidak pernah secara langsung mengalaminya (bercurah perasaan) dengan beliau, tapi menurut kawan-kawan saya, beliau sangat peduli terhadap keadaan peserta didiknya.

Tanggapan-tanggapannya perihal permasalah mereka selalu positif dengan mengambil sisi baiknya dan masukan-masukannya pun selalu bisa diterima. Biasanya beliau terlebih dahulu meminta pertimbangan perihal masalah yang sedang dihadapi (mengajak anak berpikir) untuk kemudian diambil pemecahan masalahnya secara bersama-bersama.

Dari kisah saya itu, ada beberapa hal yang dapat dijadikan contoh bagi seorang guru maupun orang tua dalam mendidik anaknya, yaitu:

1. Hindari membuat anak jera dengan memarahinya ketika dia melakukan kesalahan. Buatlah dia merasa malu karena kesalahannya.

2. Jadilah guru dan orang tua pendengar terhadap semua permasalahan anak.

3. Ajak anak untuk berpikir pada setiap permasalahannya, karena hal itu akan cepat menumbuhkan kedewasaannya.

4. Ajari anak dengan senyum ketika mereka mengahadapi masalah.

5. Karena anak atau peserta didik lebih meniru dan menjadikan guru/orang tua sebagai panutan, maka biasakanlah berpakaian rapi. Karena penampilan guru dan orang tua sangat berpengaruh terhadap psikologi anak ketika sedang diajak berbicara.

6. Jangan terlampau mengambil keputusan sepihak, ketika masalah mereka terlihat rumit. Paparkan resiko atau efek negatif permasalahan tersebut, sehingga mereka dapat menalar dan mengambil kesimpulan sendiri. (Agus Alwi Eko Arifianto, guru dan mahasiswa Pascasarjana Jurusan Manajemen Pendidikan Islam UIN Walisongo Semarang)