(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Mencegah Anak Tak Tersesat atau Hilang

Admin disdikpora | 23 Januari 2019 | 818 kali

Seringkali kita mendengar berita anak hilang, baik itu di rumah maupun saat bepergian. Apalagi akhir-akhir ini sedang berkembang isu penculikan anak yang meresahkan. Di antara beragam penyebabnya, dua di antaranya karena keteledoran dan lemahnya pengawasan orang tua.

Kasus anak hilang atau tersesat sering terjadi dan dialami orang tua saat mereka mengajak anak di keramain. Baik saat berbelanja, berwisata atau pun di kegiatan lain yang banyak orang. Tempat pameran, tempat wisata, pasar atau mal dan tempat keramaian lain seringkali menjadi tempat kejadian perkara. Oleh karena itu kewaspadaan orang tua sangat diperlukan pada saat-saat seperti itu.

Kasus hilangnya anak biasanya berawal dari berpisahnya anak dari orang tuanya. Anak bisa terlepas atau melepaskan diri dari gandengan tangan orang tuanya karena berbagai sebab. Bisa karena desakan orang lain atau karena anak melepaskan diri sebab tertarik oleh sesuatu. Yang parah adalah jika anak terlepas karena keteledoran orang tua yang lupa karena terlalu sibuk.

Kasus semacam itu dapat diminimalisir atau bahkan dihindari. Ada beberapa cara untuk menghindarinya:

Pertama, usahakan anak tetap ada di dekat kita dan peganglah tangannya. Ini harus kita lakukan terutama jika anak masih terlalu kecil dan berada di tempat yang cukup padat atau ramai. Jika terlepas dari gandengan tangan kita maka anak akan terdesak oleh orang lain dan dapat menjauh dari posisi kita. Kemungkinan lain, anak kita akan mendapatkan bahaya akibat suasana yang sesak itu.

Kedua, berusaha agar anak tidak lepas dari pengawasan kita. Usahakan jarak dan posisi anak tetap terjangkau oleh pandangan kita. Jika anak menjauh maka kitalah yang harus menjaga jarak aman. Jaga jarak yang aman dan tidak berada pada posisi berbahaya.

Ketiga, berilah bekal pada anak untuk mengantisipasi tersesat jika anak terpaksa berpisah dengan orang tua. Bekali diri mereka untuk memahami identitas dirinya. Anak harus tahu nama diri, nama orang tua atau keluarga, serta alamat rumahnya. Ini bisa dimulai pada anak-anak seusia PAUD dan Taman Kanak-Kanak.

Hal ini perlu kita lakukan untuk mengantisipasi jika tersesat. Setidaknya jika ada orang lain menanyakan dia akan bisa memberikan identitas dirinya biar pun kadang tidak lengkap. Setidaknya dengan sedikit informasi itu akan membantu pihak polisi atau orang lain yang menemukannya.

Berilah bekal kepada anak dengan petunjuk tertentu untuk menghindari tersesat. Tunjukkan ke anak tempat-tempat tertentu yang memiliki kekhasan atau tempat yang mudah dikenali. Misal menara yang ada di dekat tempat itu, pos pengamanan atau apa saja yang mudah dikenali. Tunjukkan tempat-tempat yang mudah dikenali tersebut dan sepakati menjadi tempat bertemu jika sampai terpisah.

Keempat, kenalkan tata cara meminta bantuan orang lain. Anak perlu dibekali pengetahuan praktis tentang bagaimana meminta bantuan dengan bahasa sederhana. Dengan bekal pengetahuan ini akan membantu menghindari tersesat lebih jauh.

Kelima, berikan tanda-tanda tertentu kepada anak kita agar mudah dikenali. Contoh, dalam hal memakai pakaian, jika memungkinkan kenakan baju berwarna yang mencolok. Merah, hijau, kuning, biru dan sebagainya lebih mudah dikenali daripada warna abu-abu, coklat atau warna gelap lainnya. Bisa juga anak mengenakan pakaian yang bertulisan tertentu. Misal anak berkaus dan bertuliskan atau bergambar tertentu yang mudah dibaca. Ini juga sangat membantu pihak-pihak yang menemukan.

Semoga kiat-kiat ini dapat membantu anak-anak kita terhindar dari ketersesatan atau bahkan hilang dalam suasana yang ramai. (Riyadi – Pendidik di SDN 1 Kediri Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, pegiat literasi di KOMPAK)