(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Mendampingi Anak Menonton Televisi

Admin disdikpora | 17 Januari 2018 | 1502 kali

Aktivitas menonton televisi sudah umum ada di setiap keluarga. Tua, muda, bahkan anak-anak suka menonton televisi. Menurut praktisi pendidikan keluarga, Adiyati F.R, televisi sesungguhnya bisa menjadi media pembelajaran untuk anak. Karena apa yang ditonton oleh anak di televisi merupakan kejadian berulang-ulang, sementara untuk belajar anak membutuhkan pengulangan.

Namun yang perlu diperhatikan orang tua yakni materi apa yang ditonton oleh anak-anak. Apakah konten tersebut bagus dan positif, atau justru konen negatif. ”Konten yang bagus tentu saja akan menjadi media pembelajaran untuk anak. Namun, jika tayangan yang ditonton oleh anak-anak berisi konten negatif, tentu saja apabila dilihat berulang-ulang oleh anak-anak akan memberikan dampak yang negatif juga bagi tumbuh kembang mereka,” jelas Adiyati.

Agar konten tersebut memberikan dampak positif bagi anak saat menontonnya, perlu pendampingan dari orang tua. Berikut beberapa tips yang bisa dijadikan acuan saat mendampingi anak menonton televisi.

Pertama, mengajak anak-anak untuk memberikan klasifikasi tontonan yang boleh atau tidak boleh ditonton. Setidaknya ada tiga klasifikasi. Pertama, klasifikasi P yakni Perlu ditonton. Kedua, klasifikasi B artinya Boleh ditonton dan ketiga, klasifikasi TB yakni Tidak boleh ditonton.

Kedua, ajak anak merencanakan tayangan apa yang akan mereka tonton dan berapa lama mereka akan menonton tayangan tersebut.

Ketiga, dampingi anak sesering mungkin pada saat menonton televisi. Ciptakan dialog interaktif antara anak dan orang tua sehingga orang tua menjadi tahu apa pendapat anak terhadap sebuah tayangan. Orang tua pun dapat juga mengutarakan kepada anak pendapat mereka tentang tayangan yang ditonton tersebut.

Keempat, buat kesepakatan bersama, dimana televisi hanya boleh dinyalakan setelah semua kewajiban dilaksanakan. Misalnya, anak boleh menonton televisi setelah belajar, atau anak boleh menonton televisi setelah kamarnya dirapikan

Kelima, letakan televisi di ruang keluarga, sehingga orang tua dapat mengetahui dan mengontrol apa-apa yang ditonton oleh anaknya

Keenam, hindarkan menonton televisi sebelum berangkat  ke sekolah, karena hal itu dapat berpengaruh terhadap moodanak di hari tersebut. Selain itu, menonton televisi sebelum berangkat sekolah bisa menyebabkan anak-anak terburu-buru makan atau terlambat berangkat sekolah.

Ketujuh, hindari menonton televisi berlebihan. Anak usia 2 tahun sebaiknya sebentar saja menonton televisi. Anak usia pra sekolah tidak lebih dari 1 jam per hari. Anak 5-8 tahun juga tidak lebih dari 1 jam per hari. Anak yang lebih besar apabila diperlukan boleh menonton televisi hingga 1,5 jam per hari.

”Televisi bisa menjadi media pembelajaran untuk anak, namun orang tua diharapkan bijak untuk mengarahkan dan menyaring apa-apa tontonan yang akan dilihat oleh anak,” tegas Adiyati. (Bunga Kusuma)

Download disini