Melihat rumah berantakan oleh mainan seperti kapal pecah, akan membuat orang tua merasa risih dan kesal. Seringkali mainan sudah dibereskan beberapa kali, namun tetap saja berantakan. Bukan saja satu ruangan, tetapi di semua ruangan bahkan sampai dapur.
Terkadang pun anak marah kehilangan mainan karena lupa menaruhnya. Hal ini menambah pusing orang tua. Nasihat sudah sering disampaikan namun tetap saja mainan berantakan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Anda dapat mengajak anak untuk bertanggung jawab atas mainannya. Berikut tips agar anak tanggung jawab membereskan mainannya dengan menyenangkan.
Pertama, sediakan ruangan khusus bermain anak. Tersedianya ruangan khusus ini supaya anak dapat leluasa dan nyaman bermain. Buatlah kondisi ruangan yang nyaman, seperti pilih ruangan yang cukup luas, pastikan sirkulasi udara yang baik, sediakan tempat mainan, singkirkan barang-barang berbahaya dan berharga, pastikan ruangan selalu bersih dan sediakan karpet agar anak terhindar dari dingin.
Kedua, berikanlah tempat (wadah) mainan. Mainan yang selalu berantakan, salah satu faktornya adalah karena tidak tersedianya tempat mainan yang memudahkan anak untuk menaruhnya kembali. Tempat mainan tidaklah selalu harus beli, dapat pula memanfaatkan barang yang sudah tak terpakai, misalnya kardus atau ember bekas, dan semacamnya. Dapat juga berupa lemari kecil atau rak supaya ruangan dapat lebih rapi. Tempatkan pada bagian strategis dan mudah dijangkau anak.
Pilihlah mainan yang sering dimainkan dan pisahlah pada tempat yang berbeda dengan mainan yang sudah tidak terpakai. Hal ini membiasakan anak supaya dapat memilih kebutuhannya.
Ketiga, berlomba menaruh mainan. Buatlah keseruan dalam membereskan mainan, salah satunya dengan mengajak anak berlomba menaruh mainan. Ketika membereskan mainan, orang tua juga harus menjadi teladan untuk ikut membereskan mainan, bukan sekadar memberikan perintah.
Jangan lupa berikanlah apresiasi berupa pujian, hadiah berupa ciuman dan pelukan hangat atau makanan kesukaannya supaya anak semakin semangat membereskan mainannya.”Ayo, lomba cepat-cepatan menaruh mainan sama ayah, siapa yang menang bunda punya sesuatu di dalam kulkas? Satu, dua, tiga…mulaaaaiiii.”
Keempat, donasikan mainan. Semakin bertambah usia anak, pasti banyak mainan yang tak terpakai kembali. Mendonasikan mainan kepada saudara atau teman yang lebih membutuhkan akan membantu untuk sedikit mengurangi mainan yang sering berantakan. Selain itu, mendonasikan mainan juga mengajari anak berbagi. Pilih mainan mana yang tak terpakai bersama anak untuk didonasikan. Komunikasikan dengan baik pada anak.
Orang tua tidak perlu khawatir rumah berantakan kembali dengan menerapkan tips di atas. Komunikasikan dengan baik supaya anak lebih memahami aturan yang telah disepakatinya. (Munasiroh - Mahasiswi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah, Pegiat Literasi Taman Bacaan Masyarakat Wadas Kelir, Cilacap)
sumber : http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4271