Mengenalkan sekaligus memupuk rasa tanggung jawab dan peduli kepada murid yang lebih tinggi tingkat kelasnya (biasa disebut kakak kelas) terhadap adik kelas di sekolah, ternyata bisa dilakukan dengan berbagai cara menarik.
Di sebuah sekolah di Birmingham, Inggris memiliki cara tersendiri untuk itu, tidak rumit tapi bahkan bisa membantu meringankan pekerjaan guru. Efeknya sangat luar biasa.
Kakak kelas diminta sekolah membantu membimbing adik kelasnya. Mulai dari satu orang kakak kelas bertanggung jawab terhadap satu adik kelasnya (one by one person), hingga satu orang kakak kelas membantu guru menghadapi murid satu kelas.
Contohnya, pertama untuk yang one by one person. Seorang kakak kelas dari Year 5 (kelas 5 SD) bernama Mariene, dia bertanggung jawab membimbing Binar dari kelas Year 3 (kelas 3 SD) dalam hal membaca.
Jadi Mariene menemani membaca buku cerita yang sudah dipilih Binar sebelumnya. Hal itu rutin dilakukan satu minggu sekali selama satu tahun. Tidak harus satu buku selesai dibaca saat itu, hanya beberapa halaman saja tergantung waktu yang tersedia dan akan dilanjutkan pada sesi berikutnya.
Setelah selesai membaca, Mariene wajib menuliskan penilaiannya terhadap Binar. Seperti, saat kesulitan menyebutkan kata apa atau bahkan pujian bahwa adik kelasnya telah mengalani kemajuan. Semuanya ditulis di book record, buku catatan khusus yang memang disediakan.
Nantinya buku tersebut dicek oleh guru kelas masing-masing, kemudian dibawa pulang untuk dicek kembali oleh orangtua.
Berikut contohnya:
Contoh kedua, satu orang kakak kelas bertanggung jawab membantu guru menghadapi murid satu kelas. Ini terjadi saat sekolah mengadakan kegiatan Sports Day, yaitu semua murid dari kelas Nursery (Playgroup) hingga Year 5 (Kelas 5 SD) mengikuti berbagai perlombaan di sekolah.
Mulai dari balap karung (ya, ada balap karung juga di sini), lempar kantung berisi pasir (siapa yang paling jauh, dia yang menang), lompat tinggi, membawa kentang pakai sendok dan masih banyak lagi.
Saat Sports Day berlangsung, khusus kelas 6 SD tidak mengikuti lomba. Lalu kemana mereka? Murid kelas 6 membantu guru-guru mengawal perlombaan.
Misalnya, ada yang memberi tahu dan kasih contoh seperti apa tiap lomba itu. Jadi semacam melakukan simulasi kepada tiap kelas sebelum lomba dimulai.
Ada pula yang bertugas mencatat. Seperti pada lomba lempar kantung pasir, mereka mencatat seberapa jauh lemparan peserta. Lalu mencatat nama-nama pemenang, menyiapkan hadiah untuk pemenang dan lainnya.
Melihat hal tersebut, jujur saya kagum dengan cara sekolah melibatkan kakak kelas untuk membantu kegiatan sekolah. Sebab saya lihat ini sebagai tindakan mengajarkan tanggung jawab murid yang lebih besar terhadap murid di bawahnya. Mereka dikenalkan bahwa adik kelas bukanlah sasaran untuk ditindas, melainkan personal yang harus dilindungi dan dibimbing.
Efek lebih jauhnya, ini bisa menjauhkan rasa senioritas yang diharapkan bisa menghilangkan potensi aksi perundungan (bullying). Bukankah sudah sering kita dengar perundungan terjadi di lingkungan sekolah, kakak kelas terhadap adik kelas?
Tiap anak yang menjadi korban bullying, merupakan mimpi buruk untuk mereka. Sebab di-bully oleh kakak kelas pasti menakutkan. Dari segi postur tubuh badan lebih besar, nyalipun lebih tinggi karena psikologis sebagai seorang senior dan ditambah gank-nya ikut serta.
Semoga ke depannya tidak ada lagi peristiwa bullying terjadi pada anak-anak kita, baik di sekolah atau dimanapun. (Lusi - Ibu rumah tangga tinggal Inggris)
Download disini