Keterampilan hidup penting sebagai bekal anak menuju kehidupan mereka saat dewasa. Bisa didapatkan dan ditularkan oleh orang tua, baik melalui contoh yang diberikan orang tua kepada putra-putrinya ataupun pengarahan secara langsung.
Masa usia dini sebagai masa paling berharga bagi orang tua untuk memberikan asupan-asupan untuk tumbuh kembang anak. Bukan hanya nutrisi, namun juga dapat berupa aktifitas dan pengetahuan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan dari segi fisik, motorik, kognitif dan lain sebagainya. Semua itu harus diupayakan secara maksimal dan sesuai dengan porsinya. Dengan begitu orang tua berperan sebagai faktor utama yang membantu tumbuh kembang anak-anaknya.
Berikut beberapa hal kecil untuk membekali keterampilan hidup bagi anak:
Pertama, latih dan biasakan anak memakai sepatu sendiri. Saat anak mengalami kesulitan, ajarkan bagaimana cara memakainya. Dengan belajar memakai sepatu sendiri, ada koordinasi antara otak, mata dan tangan mereka untuk saling berkerjasama. Dengan begitu mereka akan memiliki daya konsentrasi yang baik.
Kedua, ajari anak merawat barang yang mereka miliki. Salah satu contohnya menyemir sepatu. Dengan mengajarkan anak bagaimana gerakan dan cara menyemir sepatu akan membantu menyempurnakan kemampuan motorik halus pada anak usia dini. Mereka melakukan koordinasi gerak tubuh antara mata dan tangan saat menyemir sepatu. Begitu pula motorik kasar anak menjadi terlatih karena anak menggenggam sehingga menjadi terampil saat menggunakan anggota tangannya.
Ketiga, melatih dan membiasakan anak menuangkan minuman ke dalam gelasnya sendiri. Aktivitas ini membutuhkan konsentrasi yang penuh dan koordinasi antara mata dan tangan. Dengan terbiasa menggunakan daya konsentrasi dalam melakukan sesuatu sejak dini, maka anak akan terbiasa melakukan konsentrasi lainnya saat ia dewasa.
Keempat, pembelajaran memindahkan barang. Beberapa aktifitas yang melibatkan pemindahan isi, seperti menyendok makanan sendiri serta menuang, memindahkan makanan atau barang-barang yang halus, seperti tepung, gula pasir dan lain sebagainya. Dilanjutkan memindahkan benda-benda yang kasar, seperti manik-manik, biji-bijian dan lain sebagainya. Aktifitas- aktifitas tersebut ternyata dapat menyiapkan otot-otot tangan mereka untuk tugas menulis yang lebih rumit.
Kelima, mengancingkan baju. Mengancingkan baju merupakan aktivitas yang rumit. Salah satu kesulitan utama yang dialami anak-anak adalah kancing yang kehabisan lubang. Dengan mengajari anak cara memasukkan kancing berarti orang tua melakukan optimalisasi kemampuan memfokuskan perhatian. (Cesilia Prawening – Relawan Pustaka Wadas Kelir, Mahasiswa PIAUD)