Menjadi ibu yang didamba, diidolakan anak adalah suatu kebanggaan tersendiri. Apalagi kala anak selalu menyebut kata ibu di mana pun berada. ”Ibu, segera pulang aku kangen” atau ”Aku maunya dimasakin ibu saja karena masakannya enak.”
Belum lagi jika saat bepergian maunya digendong sama ibu. Atau pulang dari mana yang pertama dicari adalah ibu. Apa-apa maunya sama ibu.
Namun, kadang ada juga yang menjadikan kita kecewa kala si kecil tidak mau digendong ibu, ia malah sudah nyaman dengan pengasuh. Nah, ini harus jadi PR bagi para ibu. Jangan sampai kasih sayang anak beralih dari kita. Untuk itu kaum ibu harus bisa merebut hati anak.
Salah satu caranya dengan menjadi ibu inspiratif, ibu yang diidolakan, ibu panutan yang akan mengantarkan anak menjadi generasi muda yang berkarakter. Apa saja yang harus dilakukan ibu agar menjadi ibu inspiratif? Setidaknya ada lima hal:
Pertama, bertutur kata halus
Dengan berkata halus anak akan juga meniru perilaku ibu. Tidak membentak dan memerintah dengan bahasa halus. ”Tolong Dik ambilkan sapu!” atau ”Sayang, ambilkan sapu untuk bunda dong!”
Jangan suka berkata kasar kepada siapa pun. Jika hal ini diketahui anak, dia akan meniru. Imbaskan pada kita juga. Dia akan berkata tidak sopan dan kasar pada diri kita.
Kedua, ciptakan kasih sayang
Saling menyayangi antar keluarga bisa dimulai dari ibu. Ibu berperan aktif membentuk karakter anak untuk saling menyayangi.
Sesibuk apa pun usahakan unuk menyapa, membelai anak kita. Tanyakan keadaannya. Dengarkan keluh kesahnya. Jadikan diri kita tempat bersandar dan memecahkan masalah sehingga suatu saat anak punya masalah tidak lari ke orang lain. Tak kalah penting, sesekali beri hadiah. Apa pun bentuk hadiah akan menjalin hubungan harmonis antara Ibu dan anak.
Ketiga, terbuka dalam keuangan
Keuangan kadang bisa mempererat keharmonisan tapi juga bisa jadi pemecah. Oleh karena itu kita jangan terlalu memanjakan anak dengan uang namun juga jangan terlalu dikekang atau kikir.
Jika sudah SD, anak bisa diberi kepercayaan untuk mengelola uang meski sedikit. Saat ada kebutuhan di sekolah mendadak bisa dipakai.
Selalu terapkan keterbukaan. Apa kebutuhan anak bisa didata. Beri pengertian kebutuhan yang bisa dipenuhi dan yang belum bisa. Sampaikan apa adanya. Kita juga bisa bercerita tentang garis besar keuangan kita. Beri pengertian.
Sebisa mungkin jika ada rezeki selalu berbagi pada anak sebagi penghargaan atas apa pun yang dilakukan anak dengan baik dan tuntas. Ibu bijak mengelola keuangan, anak akan ikut mengidolakan.
Keempat, tanamkan saling menghargai
Agar mempunyai rasa percaya diri, hargai sejauh apa pun yang dilakukan anak. Seorang ibu harus selalu mengapresiasi karya anak walaupun pekerjaan yang dilakukan belum maksmal.
Misalnya, anak sudah membantu menyapu tapi belum bersih, katakan, ”Wah pinter anak Mama sudah bisa nyapu.” Setelah anak ujian, ”Wah kereen nilainya dapat 70, semangat, tingkatkan!”
Bisa juga bentuk penghargaan lain. Intinya bukan menjatuhkan mental apalagi mengatakan kata yang tidak baik dan kasar, misal goblok, bodoh dan lain-lain. Anak bisa kurang percaya diri dan sikap negatif lainnya.
Kelima, bekerja keras pantang menyerah
Tunjukkan pada anak bahwa kita selalu melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sebagai ibu rumah tangga bisa tangkas mengerjakan segala keperluan keluarga dan penuh tanggung jawab. Rumah bersih, rumah tangga aman, dan damai.
Tanamkan agar anak tidak mudah menyerah melalui contoh yang bisa kita perlihatkan. Misalnya mengerjakan atau membetulkan sesuatu sampai bisa dan selesai.
Dengan kelima hal tersebut , insyaAllah anak akan mengidolakan ibu. Ibu menjadi panutan anak untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berkarakter. Semoga. (Budiyanti Anggit - Pengajar di SMPN2 Banyubiru, anggota Penarawa (Penulis Ambarawa), Penulis Buku Jurus Cerdas Jadi Penulis dan beberapa buku lain)