Mendengar cita-cita tinggi yang dilontarkan anak usia dini tentu sangat menyenangkan dan membanggakan. Ada yang bercita-cita menjadi dokter, polisi, pilot dan beragam profesi lainnya yang membanggakan.
Dalam benak anak usia dini, cita-cita merupakan sesuatu yang tidak nyata. Untuk itu, perlu peran orang tua untuk menjelaskan apa yang dimaksud cita-cita dan bagaimana mewujudkan cita-cita tersebut.
Cita-cita anak juga sering berubah-ubah. Kadang menyebutkan berbagai profesi yang dia lihat dan menganggumkan, kadang pula menyebutkan profesi kedua orang tuanya. Beberapa tahun ke depan, cita-cita tersebut mungkin akan berubah seiring dengan pengaruh lingkungan yang dilihatnya. Semakin bertambah besar, anak juga akan semakin mengenal jenis pekerjaan lainnya.
Sebagai orang tua, ada baiknya tidak memaksakan suatu cita-cita kepada anak. Hal pertama yang dilakukan, orang tua menemukan dan mengenali bakat serta potensi anak. Setelah itu, baru asah dan arahkan anak-anak sesuai bakat dan potensi anak tersebut.
Jika anak masih kebingungan dengan cita-cita, orang tua bisa menumbuhkannya dengan cara:
1. Membacakan cerita
Setelah mengenal potensi anak, ayah bunda dapat mencarikan buku-buku cerita yang menjadi minat anak. Ajaklah mereka ke toko buku atau perpustakaan sekolah untuk mencari buku-buku cerita yang menjadi minatnya.
Misalnya buku ‘Aku Bisa Berhitung’ untuk anak dengan kecerdasan berpikir, buku ‘Aku Pandai Bercerita’ untuk anak dengan kecerdasan bahasa, atau buku ‘Musik Itu Hiburanku’ untuk anak dengan kecerdasan musik.
2. Bermain peran
Bermain peran dapat mendorong tumbuhnya cita-cita anak. Gunakan waktu senggang untuk bermain peran bersama anak. Manfaatkan peralatan main yang ada di rumah. Bisa juga membuat permainan tersebut bersama anak, selain menambah pengetahuan anak juga dapat membuat permainan tersebut jadi seru dan anak akan bersemangat memainkannya.
Diskusikan dengan anak peran apa yang dibutuhkan dan siapa yang akan memerankannya. Misalnya, seorang anak ingin menjadi dokter. Ajak anak untuk bermain dokter-dokteran. Jangan lupa undang tetangga atau adik untuk bermain bersama agar lebih seru, termasuk ayah bunda ikut bermain seolah-olah sedang memeriksakan anaknya yang sakit ke dokter.
Untuk yang memiliki bakat wirausaha, lakukan permainan jual-jualan di teras atau belakang rumah. Sediakan juga tas kecil dan uang-uangan agar anak mengetahui konsep jual beli termasuk laba dan rugi.
Cara pengenalan lainnya, sesekali bisa juga mengajak anak bermain ke rumah teman atau saudara dengan profesi yang beragam. Tujuannya untuk memberikan gambaran peran-peran orang dewasa. Kunjungan dapat dilakukan pada saat orang dewasa tersebut masih bekerja. Sehingga anak akan dapat melihat pakaian yang dikenakan, peralatan yang digunakan, dan situasi yang dihadapi oleh jenis pekerjaan itu. Anak juga akan belajar tentang kegunaan adanya pekerjaan tersebut.
Jika pengalaman yang dilihat ini sesuai dengan hati dan minat anak, niscaya akan mendorong anak untuk memiliki cita-cita seperti orang tersebut. (Bunga Kusuma Dewi/sumber: Seri Bacaan Orang Tua ‘Memahami Cita-Cita Anak’ oleh Yulianti Siantayani, M.Pd)