(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Menumbuhkan Kejujuran Anak lewat Permainan

Admin disdikpora | 08 April 2019 | 5795 kali

 Suatu saat, saya perhatikan seorang anak yang tengah bermain kelereng melakukan tindak kecurangan kecil. Ketika mendapat giliran untuk mengincar atau membidik musuhnya, diam-diam ia memajukan kelerengnya hingga beberapa jengkal dari yang semestinya sehigga jaraknya pun menjadi lebih dekat. Sehingga kelereng sasaran akan mudah terkena bidikannya.

Pada saat yang sama pula, seorang anak melakukan kecurangan yang berbeda. Ketika kelerengnya akan dibidik lawan, ia berusaha menjauhkan dan menyembunyikan posisinya sesulit mungkin. Padahal semestinya kelereng itu berada di posisi yang mudah dibidik.

Pada kesempatan lain, saat seorang anak tengah bermain  gambar ternyata diam-diam berusaha menyembunyikan salah satu gambarnya sebagai cadangan pada permainan. Dengan demikian ia memiliki peluang lebih besar untuk memenangi permainan itu karena memiliki cadangan gambar.

Demikian juga di  beberapa permainan lain, semacam sundah mandah, petak umpet, halma, ular tangga, dan permainan-perminan lainnya. Hampir semua jenis permainan yang bersifat kompetisi maupun pertaruhan kecil semacam itu memberikan peluang dan memicu terjadinya kecurangan.

Memang kecurangan-kecurangan itu terlihat sangat kecil atau ringan. Akan tetapi, apabila hal ini terus dibiarkan, anak-anak akan terbiasa melakukan kecurangan. Kebiasaan untuk melakukan kecurangan kecil dapat menjadi titik awal bagi anak-anak untuk melakukan kecurangan yang lebih besar di kemudian hari.

Mengingat betapa berbahayanya kecurangan yang dilakukan oleh anak sejak dini, upaya pencegahan tindakan kecurangan sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Tindakan pencegahan kecurangan pada anak juga merupakan sarana untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran pada anak. Penanaman nilai-nilai kejujuran dapat dilakukan melalui permainan.  

Berikut beberapa cara orang tua untuk menanamkan kejujuran melalui kegiatan permainan:

 

Jelaskan apa itu kejujuran

Jelaskan arti kejujuran secara sederhana. Jelaskan pula manfaat kejujuran dan apa akibatnya jika kita berlaku tidak jujur. Bahkan jika perlu berilah contoh nyata melalui dongeng atau cerita tentang orang-orang yang jujur dan mereka yang tidak jujur. Cerita biasanya cukup efektif untuk menanamkan karakter tersebut.

 

Hindarkan peluang melakukan kecurangan

Hampir setiap jenis permainan yang dilakukan bersama teman memiliki peluang untuk melakukan kecurangan. Permainan yang harus dilakukan dua orang atau lebih dan mereka harus bersaing atau bertanding, maka memiliki kecenderungan munculnya kecurangan. Oleh karena itu sangat perlu dikendalikan. Usahakan dalam permainan anak, ada pengawasan yang dapat meminimalisir kecenderungan melakukan kecurangan. Berbagai cara pengawasan harus dilakukan baik oleh teman sepermainannnya maupun orang lain, terutama oleh para orangtua.  Dengan pengawasan tersebut diharapkan anak-anak akan berbuat jujur dalam permainan sehingga kejujuran itu akan tumbuh dengan baik dalam segala hal.

 

Kejujuran adalah sikap mulia

Bekal yang perlu diberikan adalah konsep bahwa kejujuran itu mulia dan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kejujuran itu merupakan hal yang mulia baik dipandang oleh orang lain maupun di hadapan Tuhan. Ini harus dilakukan secara terus-menerus, salah satunya saat anak-anak tengah bermain. Berilah pengertian bahwa anak-anak yang jujur dalam bermain pun termasuk anak yang mulia. Oleh karena itu hindari kecurangan saat bermain jika dirinya ingin menjadi anak yang mulia.

Dengan memahami konsep kejujuran itu mulia maka anak-anak akan mendapatkan bekal yang cukup untuk memulai membangun karakter jujur dalam jiwanya.

Orang jujur dipercaya

Konsep lain yang perlu diajarkan dan ditanamkan kepada anak-anak bahwa jujur sangat penting dan hanya orang jujur yang bisa dipercaya. Dengan demikian mereka dapat memahami dan memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi orang jujur. Begitu pula ketika sedang bermain, beri mereka pengertian bahwa saat bermain pun mereka harus jujur, sehingga mendapat kepercayaan dari teman-temannya.

 

Kecurangan tak bermanfaat dan dosa

Setelah anak-anak mengerti betapa banyak keuntungan orang yang jujur maka orangtua melanjutkan dengan menyampaikan konsep sebaliknya bahwa kecurangan tak bermanfaat bahkan merugikan serta berdosa. Konsep ini tentu sudah sering diterima mereka baik saat mereka menerima pelajaran moral dan agama di sekolah, rumah, lingkungan masyarakat, maupun di tempat-tempat lain saat berproses belajar.

Konsep ini juga tepat bila diajarkan saat anak-anak tengah bermain. Ingatkan mereka bahwa kecurangan tak ada untungnya dan hanyalah membuat dosa. Dengan memberikan konsep tersebut, sesungguhnya kita senantiasa mengingatkan mereka agar selalu jujur dan menghindari kecurangan.

 

Konsep kejujuran sangat perlu kita tanamkan kepada anak-anak dan salah satu momen yang tepat serta efektif menanamkannya adalag saat bermain. Semoga dengan begitu orangtua dapat menjadi pelaku utama dalam menanamkan kejujuran kepada anak-anak. (Riyadi – Pendidik di SDN 1 Kediri, Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Pegiat literasi di KOMPAK; Ilustrasi Foto - Fuji Rahman)