(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Menyulap Sampah Rumah Tangga Menjadi Berkah

Admin disdikpora | 09 April 2019 | 717 kali

Berbicara masalah sampah plastik memang tidak akan ada habisnya. Setiap rumah tangga atau keluarga pada dasarnya juga produsen sampah plastik.

Jika tidak ditangani secara baik sampah akan menimbulkan banyak masalah. Antara lain masalah lingkungan dan kesehatan yang akan berpengaruh bagi kehidupan manusia.

Kita tahu jumlah sampah plastik di Indonesia cukup besar. Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan mencapai 64 juta ton/pertahun. Kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar pertahun atau sebanyak 85 ribu ton kantong plastik.

Banyaknya sampah plastik berbahaya bagi kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan. Membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk mengurainya.

Selain itu, sampah plastik yang menumpuk di selokan-selokan mencemari perairan dan menyebabkan banjir. Tak hanya itu, pembakaran sampah plastik juga menghasilkan dioksin yang berbahaya bagi kesehatan. Gas karbokdioksida yang dihasilkan membuat lapisan ozon menipis.

Sebenarnya banyak cara untuk menangani dan mengatasi masalah sampah plastik sehingga tidak menjadi ’bom waktu’ pada suatu saat nanti. Antara lain melalui penanganan di setiap keluarga, lingkup kecil.

Tak hanya mengurangi jumlah sampah plastik, penanganan di tingkat keluarga bisa menjadi berkah atau mendatangkan penghasilan yang cukup lumayan.

Caranya, Ayah dan Bunda membiasakan anak-anak melakukan pemilahan sampah. Sediakan dua jenis tempat sampah, satu untuk sampah organik (sayur-sayuran, daun, dan makanan) serta  untuk nonorganik (sampah plastik, kaca, kertas, dan lainnya).

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan. Yang organik bisa dijadikan kompos. Sedangkan sampah plastik bisa dijadikan kerajinan.

Ayah dan Bunda, cara membuat kerajinan bisa dipelajari dari YouTube. Misalnya botol bekas bisa dijadikan tempat pensil, tempat sabun, tempat budi daya tanaman, dan sebagainya. Tergantung kreativitas tiap keluarga.

Cara lain, menjual sampah plastik ke bank sampah. Kita kemas sampah plastik di rumah lalu dibawa ke bank sampah terdekat. Selanjutnya kita diberi buku tabungan dan mendapat uang senilai sampah yang kita bawa.

Nah, jika sampah rumah tangga sudah tertangani dengan baik, maka beban TPST juga akan semakin ringan serta tidak cepat penuh. Lebih dari itu, tiap keluarga juga akan mendapat pendapatan dari penjualan sampahnya ke bank sampah. Pendek kata, sebenarnya sampah juga bisa disulap menjadi berkah. (Kurniawan Adi Santoso - Guru SDN Sidorejo, Sidoarjo, Jatim. Foto: Fuji Rachman)