(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Pentingnya Mendampingi Anak Bermain

Admin disdikpora | 02 Mei 2019 | 512 kali

Dunia anak memang dunia bermain. Bagi anak-anak bermain paling menyenangkan. Keceriaan mereka terpancar alami saat bermain. Mereka bisa tertawa terbahak-bahak, teriak kegirangan, lonjak-lonjak, dan sebagainya.

Namun masalahnya, ada kecenderungan orangtua enggan terlibat dengan permainan anak. Memilih hanya menyediakan berbagai fasilitas permainan, tetapi malas mendampingi anak bermain. Salah satu alasannya sibuk dengan pekerjaan. Tohanak-anak mereka sudah terlihat senang dengan permainannya itu tanpa ditemani.

Bahkan agar anak tidak rewel saat ditinggal kerja, sebagian orangtua zaman now memfasilitasi anak dengan gawai. Lalu memberi uang saku berlebih.

Biasanya sisa uang jajan digunakan anak untuk bermain bersama temannya. Di antaranya mencoba bermain game online. Yang pada akhirnya bukan tidak mungkin mereka kecanduan game online.

Padahal menurut psikolog Elly Risman (2016), kecanduan main game online akan merusak daya pikir dan semangat belajar, serta berdampak munculnya perilaku bullying. Tak ayal, bila kemudian anak-anak kita terjebak pada perilaku yang tidak sesuai norma agama dan masyarakat.

Maka dari itu, orangtua sebaiknya terlibat dalam permainan anak. Harus meluangkan waktu agar permainan itu bisa mendidik, bermanfaat, menarik, relevan dengan usia anak.

Ada beragam permainan sederhana, dalam arti tidak harus memakai mainan yang mahal, serta aman, yang bisa dilakukan bersama. Yang terpenting tercipta kondisi bermain sambil belajar dan mengandung nilai-nilai pendidikan, baik dalam sisi fisik maupun psikologis.

Dalam permainan selalu ada ruang untuk pancaindra anak berkembang secara teratur berdasarkan prinsip tumbuh kembang anak secara alami. Saat asyik bermain jual beli misalnya, orangtua bisa mengajarkan tentang hak dan kewajiban, kejujuran, tolong menolong, tanggung jawab, mandiri, ulet, dan sebagainya.

Ketika anak berhasil menjadi kreator ulung dalam permainan, pujilah karyanya dengan sepenuh hati. Beri kesempatan untuk berkarya lebih baik lagi.

Secara psikologis, anak yang dibesarkan dengan pujian, ia akan belajar menghargai. Apalagi dengan suasana persahabatan, anak akan belajar cinta-kasih terhadap sesame. Ini penting untuk mencegah benih-benih kekerasan pada anak. Selain itu, anak-anak yang bermain dengan perasaan senang, lucu, spontan, dan tidak ada unsur paksaan akan mengalami pertumbuhan badan dan perkembangan jiwa yang baik.

Lalu, bila anak memilih mainan produk luar negeri, tunjukkan bahwa mainan bangsa kita tidak kalah. Ajarkan anak-anak permainan tradisional yang merupakan kekayaan budaya bangsa kita.

Jika permainan tradisional tersebut dimainkan oleh orangtua bersama anak, saya yakin anak-anak tidak lagi ketagihan game online. Kita juga bisa mengasah kreativitasnya tanpa batas untuk tumbuh dan berkembang menjadi anak berbudi pekerti luhur dan berkarakter kuat. (Kurniawan Adi Santoso - Guru SDN Sidorejo, Kab. Sidoarjo, Jatim. Foto: Fuji Rachman)