”Dika, tolong ambilkan ayah tespen!” seru Pak Soni kepada anaknya Dika.
”Tespen yang mana, Yah?” tanya Dika yang masih kelas tiga Sekolah Dasar.
”Itu yang ada di laci almari,” seru Pak Soni.
Tak berapa lama Dika berseru lagi,”Tespen yang seperti apa, Yah?”
”Itu yang mirip drey!” seru Pak Soni lagi.
”Drey yang seperti apa, Ayah?” tanya Soni lagi.
Saking tak sabarnya, Pak Soni pun tak lagi menjawab pertanyaan anak laki-lakinya. Ia pun segera turun dari tangga dan mencari barang tersebut sendiri dengan perasaan kesal. Alih-alih mau membantu, Pak Soni malah merasa kesal oleh pertanyaan-pertanyaan anaknya itu. Ia menganggap Dika bodoh dan tak bisa membantu pekerjaan. Ia pun marah karena anaknya tak mengerti terhadap alat sesederhana itu. Tanpa mau memahami apakah anaknya itu pernah mendapatkan pengetahuan tentang peralatan yang dimaksudkannya itu atau tidak, yang jelas Pak Soni menyalahkan Dika.
Mungkin kejadian semacam itu pernah kita alami. Menghadapi anak kita yang tak mengerti tentang benda atau peralatan sederhana yang sering kita gunakan sehari-hari di rumah. Kita menganggap peralatan atau benda yang kita maksudkan mestinya sudah diketahui anak-anak kita, tapi ternyata mereka tak tahu.
Pantas jika kita marah atau kesal karena anak tak tahu barang atau peralatan yang ada di sekitar kita. Hanya saja pertanyaannya, benarkah kekesalan itu kita lontarkan kepada anak kita sedangkan kita sendiri belum pernah mengajari mereka untuk mengenalkan barang atau alat semacam itu? Rasanya tak bijak jika kita menyalahkan tanpa pernah mengajarkanya lebih dahulu. Maka yang terjadi seakan-akan anak-anak kita diuji sebelum pernah diajari.
Kasus ini sesungguhnya tak akan terjadi jika kita pernah memberikan pelajaran buat mereka. Mungkin kita saja yang tak mau menyadari bahwa anak-anak tak akan mengerti jika tak mendapatkan pelajaran itu. Bagaimana mereka akan tahu benda atau alat semacam obeng, tang, jumput, tespen, palu, kunci inggris dan peralatan lain jika kita tak pernah memberitahukannya? Sayangnya yang sering terjadi adalah kita sering menyalahkan anak-anak yang tak mengerti suatu peralatan tertentu sementara kita belum pernah mengajarinya.
Oleh karena itu perlu rasanya membiasakan anak-anak mengenal benda-benda dan peralatan yang sering kita gunakan sehari-hari di rumah kita beserta fungsinya. Baik itu peralatan yang berkaitan dengan pertukangan, perlistrikan, alat rumah tangga dan peralatan lainnya. Tampaknya memang permasalahan ini sangat sepele namun jika tak kita lakukan tentu akan menimbulkan persoalan seperti kasus di atas. Tentu akan bermanfaat besar bagi anak-anak jika kita mau mengajarkannya.
Ada beberapa manfaat kita mengenalkan peralatan baik itu peralatan pertukangan, peralatan perlistrikan, maupun peralatan rumah tangga lainnya. Pertama, anak akan mendapatkan pengetahuan tentang nama benda tersebut pada tingkat pengetahuan yang paling sederhana. Anak akan mengerti mana benda yang disebut tang, obeng, catut, jumput, tespen, kunci dan lain-lain setelah mereka diberitahu. Dengan mengenalkan benda atau alat tertentu dan bentuk barangnya, setidaknya mereka akan memiliki konsep benda tertentu.
Kedua, pada tingkat pengetahuan yang lebih kompleks, anak akan dapat mendesripsikan dengan bahasa sederhana tantang benda-benda tersebut akhirnya. Dengan mengenalkan secara nyata, mereka akan mengetahui dan dapat mendeskripsikan tentang benda-benda atau pun peralatan yang sering kita gunakan sehari-hari. Dengan demikian anak tidak akan lagi mengalami kasus seperti yang diilustrasikan di atas.
Ketiga, anak akan dapat mengetahui fungsi dari peralatan yang mereka temukan dengan baik dan tepat. Hal ini akan mengurangi tingkat kesalahan dalam memilih peralatan yang dimilikinya karena mereka mengetahui fungsi peralatan masing-masing. Dengan demikian mereka juga akan dapat memilih dan menentukan dengan tepat peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan fungsinya.
Keempat, anak-anak akan dapat menggunakan secara tepat peralatan yang ada. Setelah anak mengetahui nama dan bentuk suatu alat maka penting untuk menunjukkan kepada mereka tentang manfaat alat tersebut serta bagaimana cara menggunakannya. Berilah kesempatan kepada anak-anak untuk melihat secara langsung bagaimana peralatan tersebut digunakan. Apalagi jika alat tersebut memiliki beberapa jenis atau ukuran tertentu yang pemanfaatannya berbeda pula. Maka jelaskanlah secara khusus alat tersebut agar tepat dalam menggunakan. Contoh, obeng terdiri dari dua jenis yakni jenis plus atau kembang dan obeng minus yang keduanya berbeda penggunaannya. Demikian juga peralatan lain semacam kunci yang memiliki banyak jenis dan ukuran.
Kelima, beri kesempatan anak untuk mencoba menggunakan. Ketika anak sudah mengetahui dan dapat menyaksikan bagaimana cara penggunaannya pada alat-talat tertentu, ada baiknya kita juga memberi kesempatan kepada mereka untuk mencoba menggunakan alat-alat tersebut. Jangan pelit memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencobanya. Berikan dirinya sedikit pengalaman untuk mencoba. Apalagi jika mereka meminta. Yang penting, kita harus mendampingi untuk menghindari hal yang tak kita inginkan. Jadilah mentor yang baik bagi mereka agar mereka merasa nyaman dan percaya diri.
Jika kita mau menjelaskan dan memberikan kesempatan untuk mencoba, maka anak-anak akan mendapatkan pengalaman yang berarti. Kita akan terhindar dari kekecewaan karena anak kita tak mengerti peralatan sederhana. Apalagi jika sampai mereka mengerti dan bisa menggunakannya. Maka tak akan terjadi anak-anak merasa kebingungan saat kita meminta membantu pekerjaan. (Riyadi - Pendidik di SDN 1 Kediri Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Pegiat literasi di KOMPAK)
Download disini