Seribu hari pertama kehidupan adalah periode percepatan tumbuh kembang yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Fase penghitungan seribu hari pertama dimulai dari masa kehamilan 270 hari hingga anak berusia 730 hari (2 tahun).
Masa tersebut sangat penting mengingat masa itu merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan awal yang sangat menentukan masa depan anak di masa depan.
Sayangnya, banyak orang tua yang belum banyak mengetahui terkait cara-cara memenuhi kebutuhan anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara baik.
Mengingat pentingnya hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga turut mensosialisasikan Program Parenting Pengembangan Anak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan dengan sasaran calon orang tua dan para orang tua yang memiliki anak di bawah usia dua tahun.
”Pengetahuan orang tua pada umumnya yang terkait dengan cara-cara memenuhi kebutuhan anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara baik sangat kurang. Padahal hampir seluruh kebutuhan anak selama periode itu dapat dipenuhi oleh setiap keluarga, karena selain sangat murah juga mudah diperoleh,” jelas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, ketika membuka Seminar Nasional Pendidikan Keluarga di Solo, Minggu (21/5/207)
Perkembangan otak di 1000 hari pertama merupakan kombinasi antara nutrisi dan stimulasi dini. Sel-sel otak janin terbentuk saat berusia 3-4 bulan di dalam kandungan. Setelah lahir sampai umur 2 tahun, sel-sel tersebut bertambah dengan cepat hingga mencapai miliaran sel.
Mulai kehamilan 6 bulan, sel-sel mulai membentuk rangkaian fungsi bagian otak. Kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan antara sel-sel otak ditentukan oleh stimulasi yang dilakukan oleh lingkungan kepada bayi-balita tersebut dan pemberian nutrisi yang optimal.
Menurut Dr.dr. Rini Sekartini Sp.A (K), Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta (IDAI Jaya) yang menjadi nara sumber dalam seminar tersebut, faktor yang berperan dalam tumbuh kembang anak ada tiga, antara lain, genetik, nutrisi yang didapat dari ASI, MPASI serta makanan seimbang, dan faktor lingkungan meliputi pola pengasuhan, stimulasi, psikologis, kesehatan serta imunisasi.
Berdasarkan rekomendasi WHO (2003), pemberian nutrisi pada anak bisa dilakukan saat lahir melalui Inisiasi Menyusu Dini (IMD), kemudian pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan, makanan pendamping ASI diberikan paling lambat 6 bulan sambil terus melanjutkan pemberian ASI.
”Berikan makanan pendamping ASI tepat waktu, kandungan nutrisi cukup dan seimbang, aman, dan diberikan dengan cara yang benar. Ajarkan anak untuk makan makanan yang bergizi. Ajarkan juga tentang jam makan, seperti misalnya sarapan. Biasakan untuk sarapan, harus ada karbohidrat dan protein, bukan hanya susu segelas,” jelas Dr. Rini.
Atur kebutuhan tidur anak dengan baik. Kebutuhan tidur bayi antara 14-15 jam per hari. Seiring bertambahnya usia, kebutuhan berkurang antara 13-14 jam perhari.
Berikan imunisasi lengkap sesuai dengan jadwal imunisasi anak usia 0-18 bulan sesuai rekomendasi IDAI tahun 2014.
Pantau tumbuh kembangnya secara teratur dengan cara mengukur berat badan, tinggi badan serta lingkar kepala. Lakukan setiap bulan hingga anak berusia 1 tahun. Usia diatas 1 – 5 tahun lakukan setiap 3 bulan sekali, dan anak usia sekolah setiap 6 bulan sekali.
”Orang tua merupakan orang yang paling pertama yang bisa memantau perkembangan anak. Karena itu, ajarkan orang tua untuk melihat perkembangan anak apakan sesuai dengan usianya atau tidak,” kata Dr. Rini.
”Parameter pemeriksaan perkembangan dalam seribu hari pertama hanya 3 kali, usia 9 bulan, 18 bulan dan usia 2 tahun. Saat melakukan imuniasi, minta petugas kesehatan untuk memantau kesehatannya. Orang tua harus memahami pentingnya 1000 hari pertama kehidupan anak untuk masa depan anak,” pungkasnya. (Bunga Kusuma Dewi)
Download disini