(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Perempuan Pilar Kesehatan Keluarga

Admin disdikpora | 13 September 2017 | 670 kali

Sebuah ungkapan menyebut, ‘Dari sekian anggota keluarga, hanya ibu yang tidak boleh sakit’. Ibu begitu memegang peran penting dalam keluarga. Dia menjadi manager di keluarga, mengatur dan mengurus banyak hal. Jika ibu sakit, aktivitas keluarga seperti terhenti.

Seorang  ibu atau perempuan juga memiliki hak terkait kesehatan. Menurut ahli kesehatan Dr. Tan Shot Yen, di Hari Ibu banyak orang yang sibuk untuk mencuci kaki ibu, tapi mereka lupa bahwa seorang ibu atau perempuan memiliki hak untuk hidup sehat.

Hak sehat untuk seorang perempuan dimulai dari saat bayi hingga usia senior. Seorang perempuan juga berhak mendapatkan informasi kesehatan yang benar. ”Informasi kesehatan bagi perempuan sangat penting, karena jika tidak bagaimana seorang ibu bisa menyebarkan atau meneruskan informasi yang benar ke anggota keluarga? Bagaimana ibu bisa menjaga kesehatan keluarga?,” kata wanita yang akrab disapa Dr. Yen ini.

Hak seorang perempuan bukan sekedar kasih sayang yang sifatnya retorika, namun kasih sayang sesungguhnya. Perempuan berhak untuk mendapat informasi yang benar tentang kesehatan, paham tentang arti gaya hidup sehat, melaksanakan gaya hidup sehat serta meneruskan gaya hidup sehat ke seluruh anggota keluarga.

Sebagai pilar kesehatan keluarga, perempuan juga dituntut untuk pandai, memiliki akses luas terhadap pendidikan. ”Jika seorang perempuan yang tidak punya informasi kesehatan yang baik, lalu dia jadi ibu yang tidak memberikan gizi yang baik untuk diri sendiri maupun anak, angka kematian akan sangat tinggi. Anak didera infeksi karena cara makan yang salah. Di usia dewasa, deraan penyakit bebannya semakin bertambah,” jelas Dr. Yen lagi.

Lebih lanjut Dr. Yen menjelaskan, menjadi seorang ibu merupakan profesi sepanjang hayat. Meskipun pilihannya menjadi ibu rumah tangga, jika seorang perempuan terdidik dengan baik, ibu akan menjadi manager yang sangat baik untuk keluarganya.

”Buat apa pinter di luar, menjadi manager di perusahaan, tapi tidak bisa manage waktu untuk keluarga, tidak bisa mengatur waktu sekedar masak untuk keluarga,” tegasnya.

Karena itulah, untuk mencapai hal itu, kebutuhan kesehatan untuk perempuan bisa dilakukan sejak bayi. Sejak usia dini, anak perempuan harus mendapatkan haknya, antara lain, ASI Ekslusif, gizi sehat seimbang, imunisasi tepat waktu, penanganan penyakit yang tepat serta asuhan tumbuh kembang dengan kasih sayang.

Diusia remaja, perempuan berhak mendapatkan asupan gizi sehat seimbang, pendidikan formal maupun non formal, informasi kesehatan reproduksi yang tepat, serta asuhan kemampuan menyelesaikan masalah.

Di usia dewasa atau usia subur, perempuan berhak mendapatkan layanan informasi nutrisi yang benar dan gaya hidup aktif, layanan persiapan perkawinan, layanan persiapan kehamilan, persalinan dan masa nifas, layanan KB serta deteksi dini keganasan.

Sementara, diusia senior, perempuan berhak mendapat layanan gizi dan hidup aktif yang produktif, perhatian masalah menopouse, layanan penyakit degeneratif serta deteksi dini keganasan.

Karena itulah, menurut Dr. Yen, saat ini perempuan tak lagi bicara harus dihargai, tapi sudah bicara tentang pentingnya hak yang harus dipahami. ”Para ibu yang berperan besar dalam tahun pertama hidup anak sampai ke tahun-tahun berikutnya. Ibu harus menjadi pilar kesehatan keluarga yang pintar dan bisa menjadi penyeimbang dalam situasi apapun. Karena itulah, berkali-kali ditegaskan, yuk ibu masak untuk keluarga jangan mengadalkan delivery, yuk ibu peduli kesehatan bukan untuk diri sendiri tapi juga untuk seluruh anggota keluarga,” tegas Dr. Yen. (Bunga Kusuma Dewi)