(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Perlukah Mainan Anak Laki dan Perempuan Dibedakan?

Admin disdikpora | 30 Agustus 2017 | 1416 kali

Apakah orang tua perlu membedakan mainan antara anak laki-laki dengan anak perempuan?

Menurut Dr. Catherine Neilsen-Hewett, seorang pengajar senior dan peneliti pendidikan anak usia dini pada University of Wollongong, Sydney, Australia, berbagai penelitian menunjukkan, anak laki-laki dan anak perempuan  memang memperlihatkan perbedaan dalam memilih mainan. Anak laki-laki terlihat lebih aktif dalam bermain sementara anak perempuan lebih banyak interaksi lisan dan tidak terlalu banyak aktivitas.

Perbedaan lain, anak laki-laki main berkompetisi dan ‘menyerang’. Sementara anak perempuan terlihat lebih mendorong kreatifitas dan keibuan. Anak laki-laki memilih bermain diluar ruang dan menikmati bermain dengan main mainan besar, bangunan dan peralatan memanjat; anak perempuan bermain puzzle, seni atau bermain boneka.

Orang tua juga cenderung memperlakukan secara berbeda anak laki-laki dan anak perempuan sejak mereka lahir, seperti menghias kamar tidur mereka secara berbeda, mendandani mereka berbeda, terlibat dalam gaya permainan berbeda, dan membeli mainan yang berbeda.

Penelitian menunjukkan baik orang tua dan bukan orang tua membeli mainan untuk anak-anak sesuai jenis kelamin, terutama anak laki-laki. Anak perempuan mempunyai boneka, rumah boneka, barang-barang music dan barang-barang rumah tangga ukuran kecil (cth, setrika, teko). Sementara anak laki-laki juga mempunyai boneka tetapi dalam bentuk tokoh pahlawan super, kita juga lebih suka membelikan mereka peralatan olah raga, bengkel miniatur, mainan binatang atau benteng.

Bahan kerajinan dan kesenian adalah kegiatan yang biasanya dilihat sebagai permainan yang netral dan bisa digunakan untuk kedua jenis kelamin.

Dikatakan Hewett, melalui bermain anak dapat belajar mengenai dunia dan memperoleh kunci bersosialisasi, pemikiran, bahasa dan kemampuan motoris. Contohnya, bermain konstruktif, seperti  balok bangunan, penting untuk mengembangkan kesadaran pemahaman ruang dan konsep angka. Permainan imajinasi dan bermain bersama, akan mengarahkan ke kebiasaan  menyayangi dan kesadaraan akan keberadaan orang lain.

Orang tua penting untuk memperlihatkan anak akan pengalaman dalam bermain.

“Libatkan anak Anda dalam permainan maskulin dan feminism, sambil melihat mana yang membuat mereka lebih tertarik, “katanya. Yanuar Jatnika/Sumber : http://www.huggies.co.id/