(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Pokja Pendidikan Keluarga Lakukan Evaluasi Kinerja

Admin disdikpora | 19 September 2018 | 1498 kali

Sekitar 240 anggota Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan Keluarga dari berbagai kabupaten/kota se-Indonesia diundang Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga. Mereka diminta menyampaikan capaian kerja, praktek baik yang sudah dilakukan, permasalahan dan solusinya selama melakukan pendampingan terhadap satuan pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan keluarga.

Kegiatan bertajuk Rapat Konsultasi dan Evaluasi Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga Tahun 2018 itu berlangsung satu hari, yakni tanggal 18-20 September 2018. Namun, kegiatan itu terbagi dalam tiga kelompok Pokja yang masing-masing berlangsung  satu hari.

“Waktu hanya satu hari itu pendek sekali, mungkin lebih lama di perjalanannnya bagi beberapa daerah. Dalam waktu pendek itu, tidak mungkin semuanya punya kesempatan menyampaikan keluhan, capaian kerja, dan lainnya. Karena itu perlu kombinasi dengan berupa penyampaian secara tertulis, “kata Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga, Sukiman, saat pembukaan acara yang digelar di Hotel Amos Cozy, Blok M, Jakarta Selatan itu.

Melalui Pokja Dikkel yang merupakan gabungan unsur pemerintah daerah, pengawas, penilik, dan mitra pendidikan di daerah itu itu, menurut Sukiman, diharapkan satuan pendidikan yang menjadi binaan Pokja Dikkel  merasakan manfaat keterlibatan orangtua peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebab, ketika sebuah satuan pendidikan sudah merasakan manfaat pelibatan keluarga, mereka akan melakukan improvisasi, dan kreatifitas, tanpa menunggu perintah atau bantuan sosial dari pemerintah.

 

Diakui Sukiman, salah satu permasalahan yang kerap dihadapi adalah sulitnya menghadirkan orangtua di sekolah. “Itu tantangan, tidak ada resepnya, “katanya.

Sukiman berharap Pokja Dikkel dapat mendorong satuan pendidikan melakukan berbagai cara untuk bisa menghadirkan orangtua di sekolah. Misalnya, ketika mengundang orang tua, selain secara formal melalui surat, bisa ditambah dengan menyentuh hati para orangtua melalui anak-anaknya. “Misalnya, Bu Guru mengatakan,  anak-anak, Ibu guru sangat ingin berdiskusi dengan ayah dan bunda, kalau bisa ayah dan bunda hadir ya nanti. Nah, nanti anak akan menyampaikannya. Mudah-mudahan hati ayah bundanya bisa tersentuh, “ katanya.

Sentuhan lain juga bisa dilakukan dengan cara guru menelepon orangtua peserta didik, dan secara personal mengungkapkan tentang bagaimana memajukan sekolah. “Cara Ini perlu ketika ada kesulitan mengundang orangtua secara formal. Mungkin guru punya cara lain, intinya bagaimana meyentuh hati orantua, “tuturnya.

Sekali lagi, ditegaskannya, tidak ada cara yang efektif yang bisa diterapkan di semua satuan pendidikan. Masing-masing punya strategi yang sesuai dengan kondisi yang ada. Namun, dikatakan Sukiman, apapun strategi yang dilakukan, pertemuan orangtua dengan sekolah  itu bermakna dan terencana sehingga orangtua  tidak merasa buang-buang waktu.

Pada kesempatan itu, Sukiman mengungkapkan, untuk meningkatkan hasil pendidikan berupa meningkatnya prestasi peserta didik, beberapa cara sudah dilakukan, antara lain memberikan insentif atau tunjangan bagi pendidik, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, kebijakan pengurangan rasio antara guru dan peserta didik di satu kelas.

“Semua cara itu memakan anggaran yang besar namun hasilnya tidak terlalau signifikan, nah pelibatan orangtua di satuan pendidikan ini tidak terlalu memakan biaya besar, namun dampaknya Insya Allah signifikan, “kata Sukiman.

Kepala Sub Direktorat Program dan Evaluasi yang menjadi Ketua penyelenggara kegiatan itu, Warisno,  mengatakan, tujuan digelarnya rapat koordinasi dan evaluasi Pokja Dikkel itu antara lain mengevaluasi implementasi bantuan pokja pada dinas pendidikan kab/kota. Selain itu, juga untuk mengenali dan memahami permasalahan dan pemecahan masalah dalam pendampingan Pokja Dikkel di satuan pendidika. “Kami juga ingin tahu inovasi yang dikembangkan pokja, “ujar Warisno. Yanuar Jatnika