(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Seni Berkomunikasi dengan Anak

Admin disdikpora | 24 Oktober 2017 | 806 kali

Semua orang tua pasti mencintai anak-anaknya. Tapi tidak semua orang tua mengekspresikan rasa cinta itu dengan kata-kata atau melalui ucapan.

Ada dua alasan yang dikemukakan. Pertama, tidak terbiasa dengan komunikasi verbal, sehingga sulit untuk melakukannya. Kedua, kata-kata dianggap tidak penting, yang terpenting adalah bukti dari kata-kata tersebut. Misal dalam bentuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Rasa cinta yang langsung dibuktikan dengan tindakan memang bagus, tapi belum cukup. Anak-anak tetap memerlukan sentuhan-sentuhan perhatian yang sifatnya lisan, melaui kata-kata yang diucapkan oleh kedua orang-tuanya. Ucapan tersebut bisa memenuhi kebutuhan psikologis anak. Mereka kemudian memiliki persepsi yang positif atas diri sendiri dan kedua orang-tuanya.

Lantas, ucapan apa saja yang tergolong dapat membahagiakan anak? Berikut pendapat penulis berdasarkan buku SeriPendidikan Orang TuaPengasuhan Positif, terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.

Pertama, ungkapan “Ibu dan Ayah menyayangimu, Nak.” Ungkapan ini menjadi semacam deklarasi orang-tua kepada anak-anak. Ucapan itu bagi  anak-anak bisa menjadi jawaban atas keraguan mereka apa betul ayah dan ibu mencintainya.  

Kedua, ucapan: “Ibu dan Ayah kangen sama kamu, Nak”. Kata kangen tidak harus diucapkan ketika bertemu setelah lama berpisah. Ketika sore bertemua, saat Anda pulang dari kantor atau tempat kerja, saat menyapa anak-anak, tetap saya sarankan Anda untuk mengucapkan kata kangen pada anak-anak. Ucapan kangen memiliki makna bahwa kehadiran anak-anak dinanti dan diharapkan.

Ketiga, ucapan “Bagaimana harimu, coba cerita sama Ibu dan Ayah.” Selain untuk memulai sebuah pembicaraan, pertanyaan tersebut memberikan isyarat bahwa orang-tua tertarik sekali dengan kejadian dan pengalaman anak.

Pertanyaan ini sekaligus bisa menjadi kontrol atas segala kejadian yang dialami anak-anak. Sehingga jika ada satu hal yang tidak pas atau masalah, bisa segera dicarikan jalan keluarnya. Atau anak bisa langsung diberi nasihat, ditunjukkan bahwa perbuatannya tidak baik, atau sudah tepat. Dan orang tua memberikan alasan-alasannya.   

Keempat, ucapan “Terima kasih ya Kakak/Adik sudah membantu Ibu dan Ayah.” Ada satu kebutuhan mendasar manusia yang harus dipenuhi, yaitu penghargaan atau apresiasi. Biar pun penghargaan tersebut sekadar berbentuk ucapan terima kasih, ucapan itu dapat meningkatkan rasa percaya diri anak.

Mereka merasa kehadirannya mempunyai peran penting di rumah. Jika hasil pekerjaan mereka beres, mereka pantas menerima ucapan terima kasih. Senyum lebar, mata berbinar, menanyakan pekerjaan apa lagi yang bisa dibantu adalah ekspresi yang akan Anda lihat ketika Anda mengucapkan terima kasih kepada anak-anak.

Kelima,  ucapan “Coba cerita dulu…Kok wajahnya begitu? Oh begitu…” Adalah penting menjadi orang-tua yang tidak reaktif. Ketika mendapati anak dalam keadaan yang tidak diharapkan, Anda jangan langsung memberondongnya dengan berderet pertanyaan layaknya polisi yang sedang mengiterogasi pelaku kriminal.

Jangan gampang panik. Urai persoalan yang sedang dihadapi anak-anak—yang dapat Anda lihat dari pancaran mata dan ekspresi wajah mereka—dengan meminta mereka bercerita. Usai mereka bercerita, lumerkan kekeruhan hati mereka dengan memberikan ucapan yang menandakan bahwa Anda memahami, dan memaklumi perasaan mereka.

Untuk kelengkapan, baca juga artikel lain di laman ini: Ucapan-ucapan yang Membahagiakan Anak. (Agus M. Irkham, pegiat literasi)

Download disini