(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Seni Menghadapi Anak yang Memasuki Usia Remaja

Admin disdikpora | 14 September 2017 | 921 kali

Memasuki jenjang pendidikan SMP merupakan saat seorang anak  memasuki tahap remaja awal, saat dimana seorang anak tak lagi mau disebut anak-anak tapi juga belum siap disebut dewasa. Inilah  yang disebut masa peralihan yang sulit dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa inilah seseorang banyak sekali mengalami perubahan, karena mereka cenderung lebih labil.

Terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan, timbulnya cirri-ciri seks sekunder, kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keingin bergaul,  senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa, reaksi dan ekspresi emosi masih labil, mulai mengembangkan standard dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial dan cenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.

Bagaimana orang tua bersikap dalam menghadapi anak usia ini? Dikutip dari Boldsky, ini dia sikap-sikap yang dapat dilakukan orang tua:

  1. Berhentilah Melindungi Anak
    Seringkali orang tua tidak ingin anaknya pergi keluar pada malam hari atau pergi sendiri ke sekolah sendiri karena ingin melindungi. Tetapi, untuk mengasuh anak dan menjadikan mereka mandiri, Anda perlu menahan sedikit naluri pelindung Anda, apalagi jika cenderung mengekang. Biarkan anak-anak menggunakan transportasi umum dan biarkan mereka berani keluar dan belajar mengambil risiko untuk diri sendiri.
  2. Biarkan Mereka Melihat Kerasnya Kenyataan
    Kerasnya kenyataan tidak melulu mengenai pemerkosaan, AIDS, prostitusi, pornografi dan masih banyak lagi. Namun, anak-anak Anda tidak bisa polos selamanya. Mungkinkan mereka untuk melihat berita yang berkaitan dengan topik ini sehingga mereka tahu apa yang terjadi di dunia.
  3. Berikan Uang
    Anda dapat memberikan anak Anda cukup uang untuk memulai sesuatu dari mereka sendiri. Tetapi, jangan beri mereka terlalu banyak yang membuat mereka terlalu puas. Pastikan bahwa mereka tidak kelaparan tetapi ajarkan juga bahwa anak harus bekerja keras untuk menghidupi kehidupannya.
  4. Biarkan Mereka Membuat Kesalahan
    Jangan terlalu takut ketika mengetahui anak akan didenda karena berkendara dengan cepat atau gagal ujian. Kebebasan itu mutlak. Tetapi, pastikan Anda mengambil tindakan hukuman yang tepat untuk itu. Jika anak gagal dalam ujian, kurangi uang sakunya. Jika mereka minum-minuman beralkohol dan mengemudi, jangan biarkan mereka berkendara. Hukuman harus relevan dan membuat jera ditempat yang tepat.
  5. Dorong Mereka Untuk Mengeluarkan Pendapatnya
    Pendapat anak mungkin sedikit berbeda dengan Anda tetapi penting sekali untuk bertanya pendapat mereka. Nah, oleh sebab itu dorong mereka untuk berbicara dan berdebat dengan Anda tentang beberapa hal. Tetapi ingat, berdebatlah dengan sehat sebab berdebat itu baik. Inilah alasannya mengapa Anda harus membiarkan anak menjadi mandiri. Yanuar Jatnika/ Sumber boldsky.com