(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Strategi Pendidikan Keluarga Melalui Berbagai Saluran

Admin disdikpora | 19 Februari 2018 | 1310 kali

Penyelenggaraan pendidikan keluarga akan dilakukan melalui berbagai saluran, yakni satuan pendidikan, masyarakat, dan sebagainya. Namun, dalam 3 tahun pertama ini, sejak Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga dibentuk, penyelenggaraan pendidikan keluarga baru masuk melalui satuan pendidikan.

“Tapi ini yang sifatnya tatap muka, baru masuk melalui satuan pendidikan. Namun, yang sifatnya bukan tatap muka, kita sudah merambah ke semua lapisan masyarakat, yakni melalui laman sahabatkeluarga dan media sosial, yang justru bisa lebih dilakukan secara masif,” kata Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga, Sukiman, pada Bimbingan Teknis Pengembangan Model Pendidikan Keluarga gelombang ke-2 di PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, Jayagiri, Lembang, Bandung Barat, Minggu, 11 Februari 2018.

Menurut Sukiman, secara bertahap, penyelenggaraan pendidikan keluarga akan dilakukan di semua lapisan masyarakat melalui berbagai strategi. “Kita fokus dulu di satuan pendidikan supaya konsentrasi tidak terpecah, “katanya.

Bimbingan Teknis Pengembangan Model Pendidikan Keluarga gelombang ke-2 ini diikuti 47 orang yang merupakan perwakilan dari 15 BP PAUD dan dikmas wilayah Indonesia Timur dan Tengah serta akademisi. Sebelumnya, Bimtek gelombang pertama dilakukan pada 28 Januari sampai 2 Februari 2018 di PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah.

Dalam kaitan dengan pengembangan model pendidikan keluarga di satuan pendidikan, menurut Sukiman, ditujukan untuk menciptakan simpul-simpul mutu di daerah yang bisa menjadi rujukan bagi sekolah-sekolah lain.

Sukiman menghimbau, agar pengembangan model pendidikan tidak hanya dilakukan di satu kabupaten tapi lebih menyebar. Hal itu penting agar pendidikan keluarga di satuan pendidikan bisa lebih cepat tersosialisasi dan dilaksanakan di banyak satuan pendidikan. “Kita gambarkan begini, kalau dalam satu tahun simpul mutu hanya di satu kabupaten, sementara Jawa Barat punya 37 kabupaten, maka butuh 37 tahun untuk menuntaskan pendidikan keluarga di semua kabupaten. Jadi kita perlu lakukan akselerasi, percepatan, “kata Sukiman.

Sukiman optimis hal itu bisa dilakukan. Alasannya, ketika sudah mengawali pengembangan model pendidikan keluargadi satu kabupaten dengan lancar, maka di kabupaten lainnya diharapkan relatif lebih gampang sehingga di tahun-tahun berikutnya bisa menggarap lebih dari satu kabupaten.

Dalam hal penyelenggaraan pendidikan keluarga yang berbasis masyarakat, menurut Sukiman, berbagai gagasan sudah ada namun diakui belum terprogram. kita sudah pnya gagasan, tapi secara program belum punya.

Namun, menurut Sukiman, beberapa wilayah sudah mengembangkan pendidikan keluarga berbasis masyarakat. Salah satunya adalah Jawa Tengah yang tertarik bekerjasama dengan Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK). “Untuk di Jawa Barat, saya usulkan kerjasama dengan para pemuka agama, selain kelompok belajar keluarga (Kolega) yang sudah dikembangkan PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, “katanya.

Apapun model yang dikembangkan, menurut Sukiman, harus memperhitungkan keberlanjutannya. Jangan sampai, pengembangan model bagus di tahap-tahap awal, tapi keberlanjutannya tidak terjamin karena tidak memperhitungkan berbagai kendala yang mungkin dihadapi.

“Harus diperhitungkan  ketika pamong belajar yang mengembangkan model sudah pensiun atau pindah tugas. Bagaimana keberlanjutannya. Harapan kita, ketika ditinggalkan, program terus tumbuh dilanjutkan pihak sekolah, “ kata Sukiman.

Diakuinya, kalau mau fair, penilaian pengembangan model itu seharusnya dilakukan di tahun kedua atau ketiga dengan melihat keberlanjutannya. “Pendekatannya bukan pendekatan proyek, tapi bagaimana  keberlanjutannya, apakah perlu intervensi tambahan, misalnya kebijakan tambahan dari BP atau PP PAUD dan Dikmas atau para UPT dan sebagainya, “lanjut Sukiman. Yanuar Jatnika

Download disini