(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Tiga R untuk Kemitraan Sekolah dengan Orangtua

Admin disdikpora | 25 Juni 2018 | 1191 kali

Bagaimana membangun kemitraan orangtua-sekolah yang efektif ? Banyak sekali penelitian dan studi tentang dampak positif dari kemitraan orang tua dengan sekolah dalam mendukung keberhasilan siswa tidak hanya di sekolah tetapi juga di sepanjang hidupnya. Untuk itu, sekolah tidak akan dapat mendidik anak-anak tanpa menjangkau orangtuanya.  Ketika sekolah dan keluarga bekerja bersama, anak-anak memiliki kesempatan yang jauh lebih baik untuk tidak hanya sukses di sekolah tetapi juga sukses dalam kehidupan.

Kunci dari kemitraan sekolah dan orang tua itu, seperti dikutip dari situs inclusiveschools.org adalah membangun apa yang disebutnya tiga R, yakni Respect atau rasa hormat, Responsibility atau tanggung jawab, dan Relationship atau hubungan.

 

Respect atau Rasa hormat

Kuncinya adalah sekolah menghormati dan mempercayai keberadaan orangtua. Sekolah mengakui bahwa keluarga berperan penting dalam memberikan wawasan dan informasi tentang apa yang dibutuhkan anak. Orang tua adalah mitra bagi sekolah dalam proses pengambilan keputusan sehingga sekolah perlu mengembangkan kebijakan pintu terbuka. Artinya, sekolah menciptakan iklim yang menyambut orang tua dan mengungkapkan kepedulian terhadap kebutuhan mereka, yakni kebutuhan orang tua serta kebutuhan anak.  Namun, sekolah juga harus menyadari,  orang tua juga memiliki keterbatasan, baik keterbatasan waktu, tenaga, pemikiran, dan sebagainya. Untuk menjembatani keterbatasan itulah, sekolah memberikan akses layanan, dukungan, sumber daya dan pertemuan di waktu dan tempat yang berfungsi untuk mempertemukan orang tua dan sekolah. Inti dari rasa hormat ini, baik sekolah maupun orang tua benar-benar menginginkan yang terbaik untuk anak. Karenanya,  sekolah dan orangtua bersedia berbagi tanggung jawab atas keberhasilan si anak.

Responsibility  atau Tanggungjawab

Sekolah maupun orang tuanya tidak saling menyalahkan apabila ada masalah dengan si anak dan juga sekolah. Sebaliknya, keduanya harus bertanggung jawab atas keberhasilan sekolah. Dalam bahasa lain, seperti dikatakan Joyce Epsteen, direktur Pusat Sekolah Orangtua dan Kemitraan Komunitas di John Hopskins University, “Terciptanya sekolah yang ramah bagi orang tua dan rumah yang ramah bagi sekolah”. Sekolah yang ramah orang tua adalah dimana sekolah menyambut semua anak dan menghargai perbedaan mereka. Sedangkan rumah yang ramah sekolah adalah rumah yang menegakkan kembali pendidikan yang sudah diterima anak di sekolah. Itu berarti bahwa sekolah dan orangtua masing-masing memiliki tanggung jawab untuk tetap terhubung satu sama lain. Jadi, Komunikasi harus teratur, terus-menerus, dua arah, termasuk umpan balik dan bermakna. Komunikasi yang perlu ditularkan adalah tujuan pembelajaran, ruang lingkup dan urutan kurikulum dan tentang tanggung jawab pekerjaan rumah.

 

Relationship atau Hubungan

Dengan rasa hormat dan tanggung jawab, sekolah dan orangtua membuka pintu untuk apa yang disebut hubungan yang bermakna, atau  hubungan yang membangun kepercayaan yang mendukung kemitraan berkualitas. Hubungan memelihara kemitraan yang sangat diperlukan untuk kemitraan untuk bertahan hidup dan untuk membantu anak-anak berhasil di sekolah.

Makna dari ketiga R tadi adalah, bahwa orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak mereka. Mereka memiliki tanggung jawab untuk berinteraksi secara positif dengan anak-anak mereka, untuk membangun hubungan yang sehat, untuk melayani sebagai teladan peran mereka dan untuk memberikan bimbingan. Orangtua juga merupakan mitra dalam proses pendidikan. Yanuar Jatnika/ Sumber : inclusiveschools.org