(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Tips Mengatasi Anak Mogok Sekolah

Admin disdikpora | 14 September 2017 | 773 kali

”Dody... waktu sudah siang!” 

”Ayo berangkat sekolah, Dod!”

”Cepat... Dod!”

Ujaran seperti di atas  sering kita lontarkan ketika anak kita belum berangkat sekolah. Beruntung bila anak  menuruti perintah kita. Bagaimana kalau tidak? Bagi orang tua, hal tersebut menjadi pertanyaan yang menguras pikiran. Sebenarnya masalah apa yang sedang dialami oleh anak kita?

Bila anak selalu rajin berangkat ke sekolah akan menjadi kebanggaan kita semua. Guru akan merasa senang, apalagi sebagai orangtua sudah barang tentu membuatnya bahagia.

Namun terkadang kita melihat bahwa ternyata tidak semua perilaku anak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sering kita menjumpai anak sudah di depan sekolah tapi tidak mau masuk sekolah. Mengapa bisa terjadi demikian? Mungkin anak merasa malu, takut atau ada hal lain yang membuatnya mogok sekolah.

Permasalahan di atas perlu ada solusinya agar kita sebagai orang tua mampu mengatasi anak mogok sekolah. Di bawah ini ada beberapa tips untuk mengatasi anak yang mogok sekolah.

Pertama, anak tidak perlu dimarahi. Marah merupakan luapan emosi yang tidak terkendali. Hal ini disebabkan ada sesuatu hal yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Biasanya ketika marah, kata-kata yang dilontarkan adalah kata-kata yang mengandung unsur negatif.

Tanpa sengaja kata-kata negatif itu akan mempengaruhi pikiran anak. Ketika anak dimarahi, perasaan anak menjadi bingung, dan tidak menentu. Anak menjadi minder. Dan justru akan memperparah suasana, dan tentunya tidak akan mengatasi masalah.

Sebenarnya pada kasus ini anak membutuhkan sekali perhatian. Belaian kasih sayang dari orang-orang di sekitarnya sangat diperlukan. Kita sebagai orang tua sebaiknya menuruti dulu apa kemauan si anak. Sambil sedikit demi sedikit kita masuk ke dunia mereka dan menjelaskan manfaat dari masuk sekolah atau kerugian bila mogok sekolah.

Kedua, mencari penyebabnya. Apapun permasalahan yang dialami anak pasti ada penyebabnya. Penyebab ini bisa berasal dari anak itu sendiri atau dari luar si anak. Bila penyebab dari anak, kita memberi kesempatan kepada mereka untuk mencurahkan isi hatinya. Sebalikya bila berasal dari luar, dicari penyebabnya dengan menanyakan ke temannya, gurunya atau anggota keluarga yang lain.

Ketiga, melibatkan guru untuk menjemput anak sekolah. Guru adalah orang tua kedua di sekolah. Peran guru di sekolah sangat menentukan bagi perkembangan psikologi anak. Bagi si anak, guru dianggap mampu memberikan jawaban tentang permasalahan yang dia alami. Dengan melibatkan guru, akan terjalin kedekatan emosional antara guru dengan anak. Anak merasa dirinya memperoleh perhatianyang lebih. Perlakuan ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya masuk sekolah.

Keempat, melibatkan temannya untuk membantu menjemput. Memang tidak semua teman dapat menjadi sahabat atau teman dekatnya. Untuk itu teman yang diharapkan di sini teman yang memahami tentang keadaan dirinya. Dengan kata lain adalah teman dekat. Teman dekat dianggap mampu memahami permasalahan yang menimpa dirinya. Oleh karena itu, dengan melibatkan teman dekatnya diharapkan mampu membantu mengembalikan rasa percaya diri pada si anak, sehingga beranimasuk sekolah.

Demikian sedikit tips dari penulis, semoga dapat memberikan manfaat. Pada prinsipnya setiap anak mempunyai keinginan untuk bersekolah, hanya saja mereka perlu perhatian, motivasi dan dukungan yang besar. Yakinlah bahwa dengan perhatian, motivasi dan dukungan yang besar akan terjadi peningkatan ke arah yang lebih baik. Sehingga diharapkan permasalahan anak mogok sekolah dapat teratasi. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba. (Arief Kusnandar-Pendidik di SDN 2 BabakanKecamatan Karanglewas dan pegiat literasi)

 

Sumber : http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4264