Di masa mendatang, untuk bisa hidup sejahtera, kreatifitas dan inovatif menjadi kunci utama. Memiliki otak encer atau cerdas menjadi tidak berguna bila tak mempunyai kedua hal itu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau berkreasi, sedangkan inovatif adalah kemampuan menciptakan hal-hal yang baru sama sekali.
Suasana dan pembiasaan di rumah oleh orang tua menjadi salah satu penyebab, bahkan yang utama, untuk menciptakan anak-anak yang memiliki kreatifitas dan inovatif.
Psikolog Evlyne, S.Psi., dari IPEKA Counseling Center, seperti yang dimuat di http://www.iics.sch.id, menyebutkan, untuk menggembangkan kreativitas tersebut dalam diri anak, berikut ada beberapa tips yang perlu orang tua lakukan:
Tumbuhkan kebiasaan berdiskusi di dalam keluarga. Tentu saja orang tua dapat menentukan hal-hal yang sudah dapat dibahas bersama anak. Misalnya, menentukan tempat wisata yang akan dikunjungi, hadiah ulang tahun untuk ayah, dll. Saat diskusi, lakukanlah brainstorming (mencurahkan ide-ide secara langsung). Metode brainstorming dapat mengasah kreativitas anak. Bukan hanya memperbanyak kekayaan ide yang dihasilkan, namun juga membantu kita menentukan mana yang akan dilaksanakan.
Tumbuhkan kegemaran membaca di dalam diri anak. Otak seperti halnya tubuh, membutuhkan latihan untuk tetap fit. Beberapa cara melatih otak adalah dengan membaca, berdiskusi ataupun mengadu argumentasi tentang suatu persoalan, dll. Buku menyediakan inspirasi-insiprasi yang berguna untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kreativitas anak.
Berikan stimulasi-stimulasi agar anak boleh berkreasi dan melakukan trial and error. Beragam permainan edukasi dapat menjadi stimulasi yang tepat untuk anak usia kecil, misalnya: lego brick, menggambar dan mewarnai, menggunting atau melipat kertas, membuat bangunan dari pasir, dll. Aktivitas-aktivitas itu akan mengasah kemampuan spasial (berkenaan dengan ruang atau tempat), motorik (bersangkutan dengan penggerak) halus anak, juga merangsang kreativitas anak. Biarkan mereka bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk, ataupun membuat sesuatu dengan gaya mereka sendiri. Dengan begitu, imajinasi pikiran mereka tertuang secara bebas.
Berikan waktu khusus untuk refreshing atau rekreasi bersama. Kegiatan tersebut merupakan moment yang baik untuk anak mendapatkan pengalaman yang baru. Misalnya, wisata ke tempat-tempat edukasi yang belum pernah dikunjunginya seperti museum, kebun binatang, taman rekreasi, dll. Hal-hal baru dapat meningkatkan atau merangsang imajinasi anak sehingga kretivitasnya semakin meningkat.
Hindari sikap over-protektif. Misalnya: memberi batasan-batasan sangat ketat kepada anak sehingga ketakutan terlebih dahulu sebelum ia mencoba suatu aktivitas. Atau, terlalu khawatir rumah berantakan saat anak bermain. Para orang tua perlu percaya akan kemampuan anak mereka. Ketika anak Anda mewarnai kucing dengan warna hijau, daripada mengatakan hal itu buruk, cobalah untuk bertanya, Mengapa diwarnai hijau, Nak? Kemudian, berikan komentar yang membangun. Tentunya, anak akan semakin mengeksplorasi kemampuannya. Ada masanya juga anak memerlukan untuk menghabiskan waktu sendiri saja. Dalam kesendirian, mereka lebih bebas mengolah pemikirannya tanpa dituntut seperti anak-anak yang lain.
Dukung dan pujilah anak saat menunjukkan ide atau hasil karyanya. Jangan ragu untuk mengapresiasi anak setiap kali berhasil mengerjakan sesuatu atau mencurahkan idenya, meskipun menurut kita belum sepenuhnya selesai. Kita bisa mengatakan misalnya, “Mama tahu kamu bisa melakukannya, Anakku! Kamu telah berusaha dengan baik. Nah, terus mencoba supaya hasilnya makin baik, ya. Dukungan seperti ini membuat anak berani bermimpi, yang merupakan awal dari tumbuhnya cita-cita di kemudian hari. Yanuar Jatnika
Download disini