(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Tumbuhkan Sikap "Berbagi" pada Anak

Admin disdikpora | 07 Agustus 2018 | 2397 kali

”IniPunyaku!” teriak salah satu anak.

Tiba-tiba permainan menjadi tidak menyenangkan. Anak-anak pun berhenti bermain.

Orangtua yang melihat anaknya seperti ini tentu perlu mengarahkan agar dapat senang berbagi. Karena berbagi memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan aspek sosial-interpersonal anak..

Orangtua yang membiasakan anak berbagi tidak saja memberi manfaat pada diri anak tapi juga orang lain. Anak akan mengenal rasa empati dan peduli terhadap orang lain. Bukan hanya itu, berbagi akan mengajarkan kebersamaan. Perkembangan sosial pada anak akan tumbuh secara baik dan akan memiliki teman baik lebih banyak.

Orangtua perlu memperhatikan sikap anak terhadap orang lain. Membiarkan anak bersikap acuh tak acuh dan mengabaikan orang lain akan menyebabkan tumbuh sikap egois atau menang sendiri pada anak. Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan, mengingat anak sejak dini perlu memiliki sikap sosial yang baik.

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan sikap berbagi pada anak, di antaranya;

 

Menciptakan lingkungan senang berbagi

Orangtua sebaiknya mengajak anak ikut beraktivitas bersama teman-teman saat bermain. Orangtua dapat membawa beberapa mainan dan mengajak anak-anak lain di lingkungan terdekat. Mainan yang dapat digunakan untuk berbagi seperti balok-balok, puzzle atau lego. Bermain bersama mendorong anak untuk berinteraksi dengan teman-teman lain. Sehingga membuat anak mudah berkomunikasi. Dengan begitu, sikap berbagi akan muncul seiring dengan interaksi dalam permainan sederhana.

Di dalam keluarga, misalnya saat makan bersama, juga dapat diterapkan interaksi yang ditunjukkan dengan sikap berbagi. ”Ini ada dua telur, yang satu untuk adikmu.” Ini akan membuat anak memiliki pengalaman berbagi. Anak akan tahu saat memiliki sesuatu  orang lain juga dapat merasakan hal yang sama.

Sikap berbagi harus dapat dipahami anak bukan sebagai kemampuan. Tapi anak dapat mengerti bahwa berbagi adalah sikap untuk hidup bersama yang lain. Anak akan mengerti bahwa dia tidak hidup sendirian.

 

Ikut bermain bersama anak

Sebaiknya orangtua dapat ikut bermain bersama anak agar bisa duduk lebih dekat. Anak biasanya akan bermain lebih baik saat ada orang dewasa yang memperhatikan. Orangtua dapat menyarankan saat terjadi masalah tanpa menyinggung perasaan anak.

 

Mengajak bertukar mainan

”Coba, mainannya ditukar dulu.” Orangtua dapat menggunakan kalimat tersebut untuk merayu anak agar dapat berbagi. Kita juga dapat memberi pilihan dengan memberi waktu pada saat bermain. Katakan, ”Waktunya lima menit untuk bermain lego, lima menit selanjutnya kamu tukar dengan mainan yang lain ya.” Hal ini akan membuat anak dapat mengerti dengan teman lainnya.

 

Cara-cara di atas dapat digunakan saat membiasakan anak untuk dapat berbagi dengan orang lain. Dengan mengajarkan berbagi, anak dapat belajar ketulusan sehingga akan membuatnya nyaman dan bahagia.

Di sinilah pentingnya berbagi dapat segera diajarkan pada anak. Anak akan mengerti bahwa ia adalah makhluk sosial yang keberadaannya bersama banyak orang. Orang lain membutuhkannya dan suatu saat nanti anak pun akan membutuhkan orang lain.

Dengan berbagi, anak-anak pun memperoleh manfaatnya, di antaranya:

 

Pertama, menumbuhkan sikap bersyukur

Selama ini sikap bersyukur hanya berhenti pada diri sendiri. Banyak anak yang pandai, tapi enggan mengajarkannya pada orang lain. Anak dapat dilatih dan dibiasakan untuk berbagi tenaga, pengetahuan, dan lainnya. Dengan berbagi, konsep bersyukur tidak saja berhenti pada pengetahuan tapi hal itu dapat dipraktikkan dengan hal sederhana.

 

Kedua, menumbuhkan karakter gotong royong

Cerita di atas adalah gambaran sederhana individu untuk mencapai suatu tujuan. Salah satu karakter yang mulai hilang di nusantara adalah gotong royong. Penyebab lunturnya gotong royong adalah egosentris atau berpusat pada diri sendiri. Saat anak sejak dini tidak pernah diajarkan bahkan ditunjukkan keteladanan tentang berbagi, maka dapat dipastikan anak akan tumbuh dengan keegoisan. Perasaan enggan bergaul dengan orang lain akan terkesan menjadi hal yang biasa hingga dewasa. Di sinilah peran berbagi sangat penting dalam kehidupan anak.

 

Ketiga, menumbuhkan empati

Salah satu manfaat berbagi adalah untuk menumbuhkan empati, yakni kemampuan memahami orang lain. Anak yang diajari berbagi sejak dini dapat mengerti kondisi dan situasi orang lain. Hal itu akan mencegah anak berbuat arogan dan berbangga diri secara berlebihan.

 

Di sinilah anak-anak akan memperoleh manfaat saat anak membiasakan diri untuk berbagi sejak dini. Sikap tersebut akan tumbuh sebagai bekalnya dewasa. Anak-anak akan memiliki kepribadian yang baik dengan cara-cara yang dilakukannya. Pengalaman anak akan diperkokoh dalam mengembangkan sikap sosialnya.

Pelajaran tentang berbagi akan mengenalkan anak sebagai bekal hidup. Anak akan juga mengenal orangtuanya dengan penuh hormat. (Muhammad Iqbal-Brebes)