Ayah, tadi bu guru memuji aku,” kata anak saya yang masih duduk di kelas 3 SD di suatu malam.
”Oh, ya?” respons saya. ”Apa katanya?”
”Bu Guru bilang aku sudah mulai pintar membaca Alquran,” ujarnya dengan berbinar.
”Wah, hebat kamu,” kata saya menimpali.
Dia pun diam saja. Tapi saya yakin bahwa dia sangat bahagia saat itu. Apalagi saya ikut menimpali dengan pujian pula. Saya lihat dari wajahnya yang menunjukkan kebahagiaan yang luar biasa.
Peristiwa itu saya alami di suatu malam di suatu hari. Mendapat laporan dari anak yang begitu bahagia dan bangga dengan jujurnya tentang guru yang memujinya. Dia pun selanjutnya saya sarankan untuk lebih giat lagi mengaji. Tampaknya hal itu cukup berpengaruh padanya. Nyatanya sejak itu dia lebih rajin menuju ke masjid setiap sore meskipun kadang tak ada temannya yang mengaji.
Peristiwa itu menyadarkan saya akan pentingnya pujian bagi anak. Meskipun tema itu barangkali sudah sering dibahas, namun kali ini saya mengalami secara nyata dan dapat mengamati secara langsung.
Setidaknya saya tahu ada fungsi pujian bagi anak-anak jika itu diberikan dengan tulus dan dengan porsi yang tak berlebihan. Berikut ini adalah fungsi memberikan pujian bagi anak-anak:
Pertama, pujian yang diberikan dapat dijadikan sebagai ungkapan terima kasih sekaligus apresiasi kepada anak-anak. Sebuah usaha atau tindakan anak-anak yang menunjukkan keberhasilan pantas dihargai. Bentuk penghargaan dan apresiasi bisa bermacam-macam. Satu di antaranya berupa pujian.
Pujian merupakan apresiasi yang sangat murah, efisien, dan mudah dilakukan. Namun demikian tidak semua orangtua atau guru bisa dengan mudah melakukan hal itu. Memuji anak-anak kadang terasa sulit kalau tidak terbiasa. Sehingga tidak sedikit orangtua yang terkesan pelit memberikan pujian atas usaha yang dilakukan anak-anak.
Kedua, memberikan pujian kepada anak berfungsi pula untuk menambah rasa percaya diri. Anak-anak yang dipuji saat dirinya berhasil melakukan sesuatu tanpa disadari akan menambah rasa percaya diri. Berikan kalimat: ”Wah, kamu luar biasa, Toni! Ternyata lukisanmu bagus sekali!”
Kalimat seperti ini perlu diungkapkan ketika si anak berhasil melakukan sesuatu. Dengan begitu dalam diri anak-anak akan tumbuh rasa percaya diri.
Suatu saat seorang anak dipaksa berlatih menyanyi untuk persiapan lomba. Ternyata si anak benar-benar pemalu. Jangankan untuk bergaya dan berekspresi yang baik, untuk mengeluarkan suaranya pun sangat malu. Namun karena diajak bernyanyi bersama dan kemudian diberi pujian bahwa dirinya bisa, suaranya bagus, akhirnya dia pun berani menyanyi sendiri hingga akhirnya berani tampil dengan ekspresi dan gaya yang memukau.
Ketiga, pujian kepada anak ternyata mampu menambah motivasi anak untuk lebih giat belajar. Seorang anak yang mencoba membuat puisi kemudian mendapat pujian dari sang guru, akan berefek positif. Saya yakin si anak akan menurut saat kita tugasi lagi. Ini saya alami ketika seorang murid saya menulis puisi dan pengalaman pribadi lalu saya katakan: ”Wah puisimu bagus banget, De!” Tak saya duga sama sekali keesokan harinya dia menyodorkan puisi kedua untuk dikomentari meskipun tidak saya suruh. Dan tidak berhenti untuk puisi kedua, puisi ketiga dan berikutnya pun selanjutnya saya terima dan saya baca darinya.
Keempat, memuji anak ternyata mampu menambah semangat. Kenyataan itu sangat dapat dilihat ketika anak-anak yang kurang bergairah dalam menyelesaikan tugas ataupun usaha tertentu. Ketidaksemangatan mereka mungkin dikarenakan terlalu lelah atau pun karena tak memahami tujuan. Namun tidak jarang anak-anak yang tak memiliki semangat dikarenakan dirinya kurang mendapat apresiasi. Beberapa kasus pernah terungkap. Anak-anak tak mau melakukan sesuatu dengan bergairah dikarenakan tak pernah mendapatkan apresiasi. Betapa susahnya mengatakan: ”Wah kamu memang anak yang rajin. Hasil menyapumu sangat bersih!” atau ”Wah, kamu sudah pandai berhitung sekarang.” Dengan kata-kata itu saya yakini bahwa dalam diri anak akan tumbuh semangat untuk lebih bersih lagi dalam menyapu atau lebih teliti lagi dalam mengerjakan matematika.
Setiap pujian yang diberikan mampu mengubah sikap positif anak-anak dalam melakukan usaha dan kerja mereka. Perubahan positif itu wajar mengingat setiap orang sesunguhnya membutuhkan pujian. Oleh karena itu janganlah kita terlalu pelit memberikan pujian kepada anak-anak ketika mereka melakukan usaha sekecil apa pun. Bahkan saat mereka mengalami kegagalan pun masih pantas kita semangati dengan pujian pula. Hanya saja cara dan teknik pemberian pujian itu yang agak berbeda.
Namun memberikan pujian yang berlebihan sangat kurang bijak. Berilah pujian sewajarnya agar tidak menjadi bumerang bagi anak kita. (Riyadi-Pendidik di SDN 1 Kediri, Karanglewas, Banyuwas, Pegiat literasi KOMPAK)
Download disini