Indira Xaviera, siswi kelas XII sebuah SMA di Bandung bingung atas jurusan yang akan dipilihnya nanti saat kuliah. Ia lantas mencoba meminta petunjuk dari kedua orang tuanya, eh…..orang tua juga bingung. Bukan bingung atas biayanya tapi juga bingung, mau kuliah di jurusan apa anaknya?.
Menurut Ayah Edi,pendiri Gerakan Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga, dalam bukunya “AYAH EDY : Menjawab Problematika Orang Tua, ABG dan Remaja”, Bila anak remaja tak tahu rencana hidupnya, dan orang tua juga mengalami hal yang sama, ini artinya orang tua terlambat, ….kalau tidak bisa dikatakan gagal….dalam membimbing anak menentukan tujuan hidupnya.
Tapi, kan lebih baik terlambat dan menyadari dari pada sama sekali tidak menyadarinya? Betulkan begitu?. Okelah. Sekarang mulailah dengan bertanya pada anak remaja kita, “Kegiatan apa yang membuatmu merasa senang dan bahagia?”. Jawaban si remaja kita akan menjadi ‘modal awal’ untuk semakin menggali minatnya.
Cobalah terus perdalam setiap jawaban si anak dengan pertanyaan berikutnya yang lebih khusus. Jangan sepelekan setiap jawaban yang muncul, meskipun terlihat si anak remaja kita cuek dan asal ngomong, tapi siapa tahu dari jawaban yang serampangan itu , kita bisa lihat minat dan potensi si anak. Misalnya si anak seenaknya menjawab: “saya senang kongkow-kongkow”. Cobalah Tanya lebih lanjut; “Apa sih yang diobrolkan?”. Kalau misalnya ngobrolan musik, terus tanya, musik apa yang digemari, apa suka bukan lirik? Apa tertarik untuk mengelola pertunjukan music? Atau apa? Terus gali dan terus bertanya, siapa tahu selanjutnya akan ditemukan potensi si anak.
Untuk menemukan potensi si anak yang jelas dan pasti, tentunya butuh waktu lama, tak cukup sekali dua kali pertemuan, mungkin butuh puluhan kali pertemuan antara orang tua dengan si anak remajanya. Yang jelas, orang tua perlu kesabaran dan keseriusan dalam bertanya. Yang jadi kendala bila orang tua sebelumnya jarang ngajak ngobrol si anak dan terjadinya kerenggangan hubungan.
Jangan sekali-kali ……