(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Wajib Tahu, 5 Hal yang Diinginkan Remaja dari Orang Tua

Admin disdikpora | 16 April 2018 | 979 kali

Indira Xaviera, siswi kelas XII sebuah SMA di Bandung bingung atas jurusan yang akan dipilihnya nanti saat kuliah. Ia lantas mencoba meminta petunjuk dari kedua orang tuanya, eh…..orang tua juga bingung. Bukan bingung atas biayanya tapi juga bingung, mau kuliah di jurusan apa anaknya?.

Menurut Ayah Edi,pendiri Gerakan Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga, dalam bukunya  “AYAH EDY : Menjawab Problematika Orang Tua, ABG dan Remaja”, Bila anak remaja tak tahu rencana hidupnya, dan orang tua juga mengalami hal yang sama, ini artinya orang tua terlambat, ….kalau tidak bisa dikatakan gagal….dalam membimbing anak menentukan tujuan hidupnya.

Tapi, kan lebih baik terlambat dan menyadari dari pada sama sekali tidak menyadarinya? Betulkan begitu?. Okelah. Sekarang mulailah dengan bertanya pada anak remaja kita, “Kegiatan apa yang membuatmu merasa senang dan bahagia?”. Jawaban si remaja kita akan menjadi ‘modal awal’ untuk semakin menggali minatnya.

Cobalah terus perdalam setiap jawaban si anak dengan pertanyaan berikutnya yang lebih khusus. Jangan sepelekan setiap jawaban yang muncul, meskipun terlihat si anak remaja kita cuek dan asal ngomong, tapi siapa tahu dari jawaban yang serampangan itu , kita bisa lihat minat dan potensi si anak. Misalnya si anak seenaknya menjawab: “saya senang kongkow-kongkow”. Cobalah Tanya lebih lanjut; “Apa sih yang diobrolkan?”.  Kalau misalnya ngobrolan musik, terus tanya, musik apa yang digemari, apa suka bukan lirik? Apa tertarik untuk mengelola pertunjukan music? Atau apa? Terus gali dan terus bertanya, siapa tahu selanjutnya akan ditemukan potensi si anak.

Untuk menemukan potensi  si anak yang jelas dan pasti, tentunya butuh waktu lama, tak cukup sekali dua kali pertemuan, mungkin butuh puluhan kali pertemuan antara orang tua dengan si anak remajanya. Yang jelas, orang tua perlu kesabaran dan keseriusan dalam bertanya. Yang jadi kendala bila orang tua sebelumnya jarang ngajak ngobrol si anak dan terjadinya kerenggangan hubungan.

Jangan sekali-kali ……

  1. Mengarahkan si anak pada keinginan kita, misalnya kita diam-diam dan cerdik mengarahkan si anak agar memilih jurusan kedokteran padahal jelas si anak tidak menyukainya. Bila itu yang terjadi, si anak remaja kita akan malas ditanya-tanya dan ngeles bila ditanya.
  2. Jangan otoriter, dominan, dan tidak demokratis. Cobalah mendengarkan apa yang diinginkan si anak, apa yang disukai dan ingin dilakukan si anak.
  3. Orang tua harus sanggup dengan iklas menerima apapun keinginan si anak, tanpa complain, tanpa kecewa. Bahkan seandainya si anak ternyata meminati hal-hal yang di luar dugaan, seperti ingin jadi petani, peternak atau hal-hal lainnya.
  4. Orang tua musti menyadari dan selanjutnya memimbing si anak, bahwa apapun pilihan si anak, akan berbuah keberhasilan bila dijalani dan ditekuni. Misalnya si anak remaja kita ‘hanya’ingin’ jadi petani, maka pesankan, jadilah petani yang terbaik di seluruh negeri, bahkan di dunia, jadilah pengusaha buah misalnya atau lainnya. (Yanuar Jatnika)