Hubungan antara remaja dan orang tua serta peran orang tua dalam perkembangan anaknya sampai usia remaja sangat penting. Semakin baik hubungan yang dibangun, semakin baik pula tumbuh kembang seorang remaja. Begitu juga sebaliknya, semakin buruk hubungan antara remaja dan orang tua maka semakin celaka pula tumbuh kembang remaja.
Untuk itu perlu adanya saling memahami, menghayati dan mengerti di antara orang tua dan remaja. Agar tercipta hubungan yang baik di antara keduanya, setidaknya ada lima hal yang diinginkan remaja dari orang tuanya yang wajib kita ketahui.
Pertama, perhatian dan dorongan. Seorang remaja menginginkan perhatian dan sikap bersahabat dari orang tua. Mereka terkadang kecewa jika orang tuanya disibukkan dengan pekerjaannya di luar rumah sehingga remaja merasa ditelantarkan begitu saja. Sekalipun tidak berani mengatkan tetapi dari dalam hatinya, mereka merasa butuh dan ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang tua. Selain itu mereka menginginkan dorongan moral agar aktivitas hari-harinya bisa dijalankan dengan semangat dan menyenangkan.
Kedua, mendengarkan. Masa remaja terkadang membutuhkan tempat untuk mencurahkan segala kegundahan atau menceritakan problem yang sedang menempa dirinya. Harapannya orang tua bisa mendengarkan isi hatinya. Sayangnya, terkadang orang tua kurang sensitif terhadap perasaan dan suasana yang sedang dialami remaja.
Ketiga, kasih sayang. Ketika anaknya memasuki remaja, tidak sedikit orang tua yang menganggap sepele dan menganggap anaknya sudah memahami bahwa kasih sayang orang tua tak pernah surut. Sehingga terkadang orang tua menjadi abai kepada anaknya.
Padahal pada usia remaja, mereka juga masih menginginkan tindakan-tindakan sederhana dari orang tuanya baik memeluk dan mencium. Bahkan sekadar ucapan sederhana: ”Aku sayang sama adik.”
Dari hal sederhana ini seorang remaja akan merasa diapresiasi dan merasa puas diperlakukan positif oleh orang tuanya.
Keempat, kepercayaan. Hingga kini masih banyak orang tua yang menggunakan pikiran lama. Misalnya, orang tua tidak percaya pada anak remajanya yang ingin pergi bersama teman. Orang tua beranggapan anak bepergian dengan pacarnya.
Kurangnya kepercayaan orang tua inilah yang terkadang mengganggu rasa aman bagi remaja. Mereka akan merasa terkekang dan tidak bisa bebas bergerak karena merasa setiap hal yang dilakukan tidak ada yang dipercaya orang tua. Untuk itulah, remaja membutuhkan kepercayaan dari orang tuanya.
Kelima, contoh dan teladan. Dalam mengatasi kenakalan remaja, orang tua tidak cukup mengajarkan apa yang baik dan benar. Akan tetapi juga dibutuhkan pendekatan modeling (teladan). Remaja tidak hanya butuh sebuah ucapan (materi) akan tetapi juga contoh nyata.
Apalah artinya saat orang tua menginginkan anaknya tidak berkata kotor, akan tetapi saat orang tua tersandung batu di jalan, keluar kata kasar dari bibirnya. Inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua, yakni memberikan contoh dan teladan yang baik untuk anaknya. Dari sini remaja akan mengagumi, menghormati dan bahkan tanpa sadar remaja akan meniru kebiasaan orang tua. (Mukhamad Hamid Samiaji - Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto, Pegiat Literasi di Taman Baca Masyarakat Banyumas)