(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Yuk Kenalkan Profesi Petani pada Anak

Admin disdikpora | 17 Januari 2019 | 1636 kali

Mengingat negara kita adalah negara agraris, rasanya tidak salah kalau orangtua mengenalkan profesi petani kepada putra-putrinya sejak dini. Kita jangan beranggapan profesi petani itu akan membuat hidup anak-anak sengsara. Semua profesi juga berpotensi menjadikan seseorang sukses, termasuk profesi petani.

Sebagai contoh Ahmad Kohar, dari Desa Candisari, Sambeng, Lamongan, Jawa Timur. Dia dianggap gila oleh tetangga karena mengolah tanah yang tandus untuk ditanami pepaya. Akan tetapi Kohar teguh pendiriannya untuk menjalani profesinya. Dengan ketekunan, kegigihan dalam berusaha, menerapkan pengetahuannya, dan dilengkapi sarana bertani yang modern, ia sulap lahan yang tandus itu menjadi perkebunan papaya yang subur.  Kini, omsetnya dalam satu bulan Rp18 juta!

Satu lagi contoh petani yang makmur dan sukses adalah Charlie Tjendrapati. Semula ia bekerja di Garuda Indonesia kemudian beralih profesi menjadi petani.

Charlie mengelola pertanian tanpa tanah, yaitu menggunakan teknik hidroponik. Ia menanam kangkung seluas 3000 m2, dan penghasilannya dalam sebulan mencapai Rp 97, 2 juta!

Untuk mengenalkan profesi petani kepada buah hati kita, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh:

Melalui permainan

Dunia anak adalah dunia bermain. Kita dapat mengenalkan profesi petani ini dengan bermain. Ajak ananda bermain peran menjadi petani. Dengan memanfaatkan mainan yang dimiliki ajak ia mengolah tanah, menanam padi atau jagung, dan bila ada hama disemprot dengan mainan semprotan airnya untuk memberantas hama. Setelah itu sediakan jagung bakarnya, dan nikmati hasil panennya. Mudah, kan? 

Lewat lagu

Selain suka bermain, anak-anak juga suka bernyanyi. Saya masih ingat lagu yang diajarkan saat masih kecil, Menanam Jagung. Bunda kenal juga dengan lagu ini? Ini sebagian lirik lagunya.

Ayo kawan kita bersama,

menanam jagung di kebun kita,

ambil cangkulmu,

ambil tangkurmu,

kita bekerja tak jemu-jemu.

Nah, sambil bernyanyi kita dapat mengenalkan profesi petani pada putra-putri kita. Dengan harapan negara agraris kita tidak miskin petani yang andal. Benar-benar menjadi negara yang maju dalam bidang pertanian, pangan, perkebunan, dan perikanan. Bukan negara agraris pengimpor pangan.  

Dengan berbelanja

Anak-anak juga sangat senang bila diajak berbelanja, ke pasar atau ke swalayan. Ajaklah mereka belanja bahan pangan seperti membeli beras, cabai, sayuran. Ketika membeli beras atau bahan pangan lain, tanyakan pada ananda, ”Dik, siapa yang menghasilkan beras, atau siapa yang menanam cabe.? Bagaimana kalau tidak ada beras?”

Nah, dari respons yang diberikan ananda, Bunda dapat mengenalkan profil petani padanya. Saya yakin, dari penjelasan yang diberikan sambil berbelanja, ananda akan memiliki konsep betapa pentingnya petani, dan tidak menganggap sebagai profesi buruk. 

Berkebun

Pengalaman langsung sangat berkesan dan memberikan memori yang lebih lama pada anak. Ajaklah ananda bertani, bercocok tanam atau berkebun, atau sekadar berlatih menanam dan memelihara tanaman di depan rumah. Cobalah kenalkan profesi petani dalam artian luas, yang tidak harus belepotan tanah, menyemprot hamapun menggunakan pesawat, memanen padi pun menggunakan peralatan canggih. Ceritakan hal yang keren tentang petani, sehingga putra-putri kita mempunyai gambaran yang baik tentang profesi ini.

Wisata

Sekarang ini banyak sekali lokasi wisata yang memfasiltasi anak-anak belajar mengenal profesi. Kita dapat mengajak putra-putri kita berwisata ke agrowisata, misalnya wisata memetik buah, memerah susu, menanam hidroponik, atau wisata lainnya di mana ananda difasilitasi mengenal salah satu proses yang terkait dengan bidang pertanian. Dengan mengunjungi tempat tersebut, rasa ingin tahu anak yang tinggi akan menuntun mereka menanyakan hal-hal yang mereka amati selama berwisata. Menyenangkan bukan, berwisata sambil belajar.  (Siti Fatimah - Penulis dan guru di SMP 2 Kudus, Jawa Tengah).