Mendongeng sangat baik bagi perkembangan intelektual anak. Tidak saja memberikan pengetahuan yang luas, mendongeng juga efektif dalam mengembangkan imajinasi anak. Di dalam dongeng, anak menerima bahasa yang disampaikan pendongeng untuk kemudian berusaha menerjemahkan dalam pikirannya.
Orangtua sebaiknya tidak menolak saat anak meminta diceritakan dongeng. Di awal mungkin sulit. Namun, seharusnya hal itu tidak menghalanginya untuk mendongeng pada anak-anaknya. Apalagi dongeng dapat sekaligus menjadi media pendidikan orangtua yang kesulitan memberikan arahan kepada anaknya.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan saat orangtua hendak mendongeng:
Pertama, menciptakan antusias
Orangtua atau pendidik sebaiknya memberikan suasana antuasias pada anak. Anak dapat menerima pelajaran dari dongeng saat mereka terlihat antusias. Mengawali sebuah dongeng dengan menarik akan membuat anak senang dan membuat rasa ingin tahunya tinggi. Orangtua dapat memulai dongeng dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Misalnya mengucap salam dan menanyakan kabar pada anak dengan irama yang menyenangkan.
Kedua, karakter yang menarik
Anak-anak tentu masih memiliki perkembangan dalam segala hal. Imajinasi dan pengetahuan anak masih membutuhkan perkembangan. Orangtua dapat memberikan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pilih karakter yang mudah diterima anak sesuai dengan usia perkembangannya. Pilih juga tokoh dengan memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Ketiga, konflik yang mengejutkan
Selain tokoh atau karakter yang menarik, konflik adalah yang tidak dapat lepas dari dongeng. Orangtua dapat membuat persoalan-persoalan sederhana yang sering ditemui anak dalam kesehariannya. Jika dapat mengangkat persoalan yang ia lihat pada anak, di sinilah orangtua sebenarnya dapat memberikan solusi melalui dongeng yang diciptakannya.
Selamat Hari Dongeng Internasional, 20 Maret 2019. (Muhamad Iqbal - Relawan Pustaka TBM Wadas Kelir. Foto: Fuji Rachman)