(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

PENGUATAN PBD PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN, BPMP BALI GELAR RAKOR UNDANG DISDIK SE BALI

Admin disdikpora | 28 Maret 2024 | 1142 kali

PENGUATAN PBD PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN, BPMP BALI GELAR RAKOR UNDANG DISDIK SE BALI


Kuta, Kamis 28 Maret 2024 | DisdikToday


Saya selaku Ketua TAPD Provinsi Bali, ketika nanti menerima rancangan rencana kerja yang diajukan oleh pemerintah kabupaten/kota yang apabila tidak mengakomodasi pemenuhan SPM Pendidikan, akan saya kembalikan, suruh perbaiki! Itulah sekelumit pengggalan kalimat yang terlontar dari Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra pada acara pembukaan rakor pendampingan pemenuhan SPM bidang pendidikan pemerintah daerah.


Bertempat di Harris Hotel and Residence Kuta, tanggal 26-28 Maret 2024, acara ini dihadiri oleh 100 peserta se Bali yang berasal dari unsur penyusun program dan anggaran, pejabat pembina satuan PAUD, komunitas satuan pendidikan, pengawas dan operator dana BOSP.


Buleleng sendiri melalui penugasan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dihadiri oleh Gede Wardana, S.Kom. selaku Perencana Ahli Muda, Kasi Kurikulum PAUD-NF Komang Sudarsana, S.Pd.,M.Pd. dan admin MARKAS pengelolaan BOSP Luh Putu Juliartini, S.I.Kom. Sedangkan dari pengawas, Drs. I Gusti Agung Oka Yadnya, M.Pd., dan Gede Sumanaya, M.Pd. Sementara dari unsur komunitas sekolah, Nyoman Armaja, S.Pd.,M.Pd., Nyoman Suandika, S.Pd., Gede Nuarta, S.Pd.,M.Pd., Made Adipta Putra, serta Ni Ketut Muliadi, S.Pd.AUD.


Mengutip laporan panitia penyelenggara yang disampaikan Dwi Prasetya dari BPMP Bali, acara ini bertujuan untuk penyampaian informasi terbaru terkait perubahan dalam Rapor Pendidikan, teknis pemanfaatan dan penyelarasan Rapor Pendidikan dalam Perencanaan Berbasis Data (PBD).


Kemudian, Kepala BPMP Provinsi Bali, I Made Alit Dwitama, S.T.,M.Pd. dalam sambutannya mengatakan bahwa capaian SPM Provinsi dan seluruh Kabupaten/Kota di Bali berada pada level Tuntas Pratama (rentang nilai 70-79) dan ia meyakini pada 2024 ini akan mampu naik mencapai level Tuntas Madya. Terhadap capaian ini, berdasarkan pantauan BPMP Bali, masih banyak ditemukan satuan pendidikan hanya sebatas melihat rapor pendidikannya saja, namun penyusunan RKAS masih melenceng dari rekomendasi yang tertera di rapor. Alit berharap, satuan pendidikan dan dinas pendidikan di daerah menjadikan rapor pendidikan sebagai referensi utama dalam merancang program dan kegiatan sesuai prioritas SPM. Baru-baru ini, BPMP Bali telah melakukan audiensi dengan Sekretaris Daerah di masing-masing kabupaten guna menyampaikan capaian SPM Pendidikan Daerah. Sebelumnya, BPMP juga telah menjalankan rangkaian kegiatan melalui berbagai fasilitasi seperti rakor, pembentukan pokja yang bertugas melakukan pendampingan dan monitoring untuk memastikan kegiatan dilakukan berjalan dengan baik dan sejalan dengan pemerintah pusat serta evaluasi keberhasilannya. 


Selama 3 hari pelaksanaan, peserta diberikan materi yang diisi oleh narasumber dari Widyaprada BPMP Bali, yang dirangkai dengan penyusunan lembar kerja tindak lanjut yang akan menjadi dasar analisis dalam penyelarasan kembali rencana kerja 2024 dan rancangan program kerja tahun 2025 di tingkat pemerintah daerah dan satuan pendidikan.


Seperti biasa, pada hari terakhir sebelum penutupan, BPMP menunjuk salah satu sekolah inspiratif terkait keberhasilan menjalankan program kemendikbudristek. Kali ini, SMP Harapan Mulia yang juga pelaksana program sekolah penggerak, mendapat kesempatan berbagi praktik baik dalam implementasi PBD di satuan pendidikan.


Dalam acara penutupan, Alit Dwitama mengungkapkan, melihat perbandingan capaian rapor satuan pendidikan di seluruh Indonesia, sekolah-sekolah di Bali kualitasnya hampir setara dengan sekolah yang berada di kota-kota besar di Indonesia. Ia mencoba membuka pandangan kepala sekolah untuk melihat lebih jauh, sekolah-sekolah di luar negeri yang sudah maju sebagai model. Untuk menuju ke arah itu, dibutuhkan perencanaan yang matang dengan berbasis data. 


Selain itu ia juga menyampaikan, Kurikulum Merdeka akan dilaksanakan secara nasional karena terbukti mampu meningkatkan capaian hasil belajar dilihat dari angka literasi-numerasi dibandingkan yang tidak menjalankan kurikulum merdeka. “Instrumen wajib dengan kurikulum satuan pendidikan dan RPP satu lembar,” ucapnya.


Terkait pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) yang akan segera tiba, ia mengingatkan untuk perbaikan proses. “Tidak hanya mengejar output yang bagus dengan mengabaikan proses,” lanjutnya. Mengakhiri pembicaraan, ia mengucapkan pesan mendalam “Saat anak-anak manatap gurunya, mereka sebenarnya menunggu gurunya melakukan sesuatu.”