Disdikpora Bahas Penanganan Anak Berisiko Putus Sekolah dan Disabilitas di SMPN 4 Banjar
Banjar, Selasa 19 Agustus 2025 l DISDIKTODAY
Dalam upaya menanggulangi masalah putus sekolah dan memastikan hak pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng mengadakan pertemuan pembahasan di SMPN 4 Banjar. Acara ini dihadiri oleh I Nyoman Yasa, S.Pd., M.Pd., Kepala Seksi Kurikulum dan Peserta Didik SMP, mewakili Plt. Kepala Disdikpora Kabupaten Buleleng.
Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk perwakilan dari Dinas Sosial, Kabid Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Kepala Desa Cempaga dan Kepala Desa Pedawa. Komite Sekolah, orang tua siswa, pengawas sekolah, dan seluruh warga sekolah juga turut serta dalam pembahasan yang berfokus pada lima kasus siswa yang berisiko putus sekolah dan menyandang disabilitas.
Dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA), tim menemukan adanya kasus stunting pada salah satu anak balita di keluarga tersebut. Pihak dinas menyatakan akan segera memberikan pendampingan gizi dan kesehatan secara berkala untuk memastikan tumbuh kembang anak bisa kembali normal.
Sementara itu, Dinas Sosial (Dinsos) memberikan perhatian khusus pada seorang anak dengan disabilitas yang kesulitan mendapatkan pekerjaan di luar rumah. Sebagai solusi, Dinsos berencana memberikan bantuan berupa mesin jahit agar anak tersebut bisa memiliki penghasilan mandiri dari rumah. Bantuan ini diharapkan bisa menjadi modal awal untuk membuka usaha kecil dan meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga.
Tak ketinggalan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng nantinya akan mengagendakan penyerahan bantuan berupa pakaian layak pakai melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) setelah mengetahui adanya insiden pakaian seragam sekolah siswa yang dibakar oleh orang tua siswa.
Pertemuan ini merupakan langkah konkret untuk memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam mendapatkan pendidikan. Kolaborasi antar lembaga, sekolah, dan keluarga menjadi kunci untuk mencari solusi terbaik bagi setiap siswa. Dengan adanya sinergi ini, diharapkan setiap anak, terlepas dari latar belakang atau kondisi fisiknya, dapat terus menimba ilmu dan meraih masa depan yang lebih baik.