PENDAMPINGAN ADVOKASI PERCEPATAN AKSES AKS, APK, APS DAN PENANGANAN ANAK TIDAK SEKOLAH
Singaraja, Selasa 15 Oktober 2024 l DISDIKTODAY
Pemerintah tengah serius dalam menangani anak tidak sekolah ( ATS ), di provinsi Bali ada sekitar 30.000 anak yang tidak sekolah dan khususnya di kabupaten Buleleng jumlahnya cukup banyak yaitu mencapai angka 8.077 Anak.
Dalam Upaya untuk memecahkan permasalahan dan kendala yang di hadapi dalam penanganan ATS , Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga ( Disdikpora ) Kabupaten Buleleng, Bappeda Kabupaten Buleleng, Dinas PMD, Dinas Dukcapil, Kemenag Kabupaten Buleleng, dan Kepala desa pejarakan serta Desa Patas mengikuti kegiatan Pendampingan Advokasi Percepatan Akses AKS, APK, APS dan Penanganan Anak Tidak Sekolah bersama Direktur Jenderal Paud, Dikdas Dan Dikmen Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi Republik Indonesia yang dilaksanakan di Hotel Banyualit resort and spa pada hari selasa, 15 Oktober 2024.
Kepala Bidang SMP, Putu Primasuta, S.Sn, M.Pd yang hadir dalam kegiatan ini menyampaikan ada banyak tantangan untuk menyelesaikan anak tidak sekolah, namun demikian Disdikpora Kabupaten Buleleng tetap bekerja keras dan berjuang agar anak anak bisa kembali ke sekolah. " banyak sekali permasalahan anak tidak sekolah setelah kami turun dan bujuk anak anak, mulai dari hilangnya minat belajar, kendala medan lokasi yang jauh, hingga masalah ekonomi, namun demikian kami akan hadir mengembalikan anak ke sekolah formal ataupun non formal PKBM.
Bahkan sejak tahun 2016, Disdikpora Kabupaten Buleleng terus berupaya untuk menekan angka tidak sekolah dengan melaksanakan program Pos Komando Drop_out dengan memberikan bantuan sarana prasarana peserta didik agar bisa kembali mengenyam pendidikan yang layak”, Jelas Kepala Bidang SMP disdikpora kabupaten buleleng.
Menanggapi Aksi yang sudah dilakukan oleh Disdikpora Kabupaten Buleleng, hal tersebut mendapat tanggapan dari perwakilan Pusdatin Kemdikbud RI Bapak Elmanik, bahwa semua stakeholder harus ikut peduli dan bekerja sama untuk menangani masalah anak tidak sekolah ini " Kami harap semua mulai dari Desa, Sekolah, Pemerintah Daerah hingga ke pusat harus saling bekerja sama dan bersinergi untuk bisa menangani ATS ini, karena jika berjalan sendiri sendiri tanpa kordinasi akan terjadi kekeliruan komunikasi ". terangnya.
Selanjutnya aksi penanganan ATS oleh tim kemdikbudristek RI dilakukan dengan turun langsung ke 2 lokasi yang terdapat ATSnya yaitu Desa Patas dan Desa Pajarakan, tim berusaha menanyakan langsung permasalahan yang menjadi faktor anak tersebut putus sekolah dan menemui orang tua bersama anak tidak sekolah, untuk memberikan pengertian akan pentingnya pendidikan saat ini.