KADISDIKPORA BULELENG HARAPKAN GURU KUASI DIGITALISASI PEMBELAJARAN DAN WUJUDKAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Seririt, Senin 14 Juni 2021| DISDIKTODAY
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Made Astika, S.Pd, M.M membuka secara resmi kegiatan Fasilitasi industri house training Program Sekolah Penggeraknya SMP N 1 Seririt.Dalam arahan dan sambutan Kepala Dinas menyampaikan apresiasi kepada SMP N 1 Seririt karena telah menjadi yang pertama di Buleleng dalam melaksanakan kegiatan ini .Perlu diketahui Kabupaten Buleleng ada 3 SMP yang terpilih menjadi sekolah penggerak. Selain, membuka Kepala Dinas juga menyampaikan materi Kebijakan Disdikpora tentang Program Sekolah Penggerak ( PSP )
.
Selanjutnya, Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru. Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.
Diera ini, guru diharuskan menguasasi IT, digitalisasi pembelajaran serta inovasi-inovasi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.Melalui kegiatan ini, semoga bisa mewujudkan maupun melahirkan Guru Penggerak yang kedepan bisa memimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada murid. Guru Penggerak menggerakkan komunitas belajar bagi guru di sekolah dan di wilayahnya serta mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Untuk menjadi Guru Penggerak, Guru harus mengikuti proses seleksi dan pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan. Selama proses pendidikan, calon Guru Penggerak akan didukung oleh Instruktur, Fasilitator, dan Pendamping yang profesional.
Dari laporan Kepala SMP N 1 Singaraja menyampaikan tujuan kegiatan ini diantaranya Peserta IHT mampu memahami filosofi pembelajaran yang memerdekaan, profil pancasila dan implementasinya dalam pembelajaran. Output yang diinginkan bahwa IHT dapat dilaksanakan sesuai dengan program kerja dan tujuan, kemudian mekanisme pelaksanaan dilaksanakan secara luring berbasis daring dalam artian kegiatan dilaksanakan disekolah dibagi menjadi dua kelas, tetapi kegiatan teknisnya berbasis internet.Sasaran atau peserta kegiatan adalah guru SMP N 1 Singaraja yang tidak mengikuti pelatihan tingkat Nasional dengan jumlah 31 orang di bagi menjadi 2 kelas.Narasumber berasal dari komite pembelajar dengan total materi pelatihan 72 jam yang terdiri dari kebijakan terhadap sekolah penggerak, orientasi pelatihan, pendidikan yang memerdekakan, kerangka kurikulum , capaian pembelajaran, perangkat ajar , asesmen diagnostik, kurikulum sekolah dan pengenalan literasi digital.Perlu diketahui bersama kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan Juli dikarenakan 22-25 Juni Kepala Sekolah akan mengikuti rakor terlebih dahulu.