Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Majelis Pimpinan Nasional Ormas Pemuda Pancasila (MPN PP) di Hotel Bumi Wiyata, Depok Jawa Barat, Sabtu (3/4).
Pada acara ini, Menpora Amali yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila mengingatkan semua kader dan anggota untuk kembali pada tujuan organisasi ini dilahirkan yakni untuk mempertahankan dan menjaga Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tinggal Ika dan NKRI.
"Semua orang tahu bahwa itulah tugas Pemuda Pancasila organisasi kemasyarakatan yang lahir di negeri ini yang mempunyai tugas untuk mempertahankan NKRI, Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa serta bentuk kebhinekaan kita," kata Menpora Amali dalam acara ini.
Menpora Amali menyampaikan, dalam perjalanan bangsa ini, banyak dinamika dan ujian-ujian terhadap dasar negara dan ideologi negara termasuk akhir-akhir ini ada muncul intoleransi di tengah masyarakat.
"Sampai hari ini masih kita rasakan ujian terhadap kebhinekaan kita. Di sana-sini muncul intoleransi dan lain sebagainya. Tetapi Pemuda Pancasila sebagai organisasi kemasyarakatan tentu tidak boleh bergeser sedikitpun dari sejarah kelahirannya," harap Menpora Amali.
Dalam perjalanannya, kata Menpora Amali, Pemuda Pancasila telah menjalankan peran strategis di berbagai sektor kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Namun dia mengingatkan kondisi dan tantangan yang dihadapi organisasi saat ini berbeda dengan tantangan yang dihadapi pada tahun 80-an, 90-an dan 2000-an. Sehingga organisasi harus melakukan transformasi.
"Karena itu sebagai sebuah organisasi. Maka sudah selayaknya kita bertransformasi menyesuaikan dengan tantangan-tantangan yang ada, sesuai situasi saat ini," ungkapnya.
Menpora Amali pun menjabarkan, saat ini ada muncul sikap pragmatisme. Dimana banyak orang yang mengambil jalan pintas dan tidak mau bersusah payah dan bekerja untuk meraih kesuksesan.
"Hal-hal yang seperti ini sekarang sedang melanda masyarakat kita dan menjadi tantangan buat Pemuda Pancasila. Kemudian fenomena individualis, tidak mau peduli orang lain, tidak mau tahu dengan orang lain, yang penting kita bisa survive, bisa hidup sendiri itu juga menjadi tantangan dari organisasi kita dan tentu yang paling juga terasa adalah interaksi di kalangan kader," pungkasnya.
Menpora juga mengingatkan agar Pemuda Pancasila tidak lagi terjebak dengan nama besar di masa lalu. Karena arus perubahan yang begitu cepat mengakibatkan secara perlahan kebesaran organisasi ini mulai meredup. "Saya harus katakan kita jangan merasa bahwa kita masih besar, masih kuat orang lain melihat internal kita," ujarnya mengingatkan.
Oleh karena itu, Menpora Amali meminta para pengurus untuk kembali meningkatkan peran dan partisipasi di tengah masyarakat mulai dari kepengurusan paling bawah hingga pusat. Karena perkembangan zaman, organisasi ini mendapat banyak persaingan. Bahkan organisasi yang baru dan kaum milenial.
"Ini harus menjadi keprihatinan kita dan harus membangkitkan kembali gairah kita karena saya punya keyakinan kalau kita semua bersama-sama kembali kepada ketika tahun-tahun 80-an 90-an. Maka Insya Allah organisasi ini akan diperhitungkan termasuk kalau kita bicara untuk 2024," paparnya.
Menpora pun menyarankan Pemuda Pancasila untuk melakukan sejumlah hal untuk memajukan organisasi. Pertama harus mensterilkan organisasi ini dari pengaruh buruk yang menghambat laju pertumbuhan dan perkembangan organisasi seperti sifat pragmatisme dan individualis.
"Kedua adalah menjernihkan dan melancarkan kembali proses konsolidasi organisasi. Ini penting karena kalau satu organisasi sudah mandek konsolidasinya pasti dia tinggal nama. Kita tidak mau itu terjadi dalam organisasi yang kita cintai ini," jelasnya.
Selain itu, Menpora juga meminta Pemuda Pancasila untuk melakukan pendataan keanggotaan di seluruh Indonesia baik anggota lama maupun anggota baru di tingkat-tingkat basis.
"Kita merasa anggota kita banyak tanya wilayah ini berapa, cabang ini berapa, pasti sekarang ini saya yakin tidak bisa menunjukkan data," katanya.
"Disamping keanggotaan kemudian kepengurusan dari wilayah cabang, anak cabang, ranting dan anak ranting semua ini harus ditata kembali," harapnya.
Selanjutnya, lanjut dia, adalah konsolidasi wawasan yakni perkaderan. Kader-kader baru diberi wawasan tentang sejarah awal kelahiran organisasi ini dan juga program-program keterlibatan di masyarakat kembali dihidupkan .
"Saya senang ada bencana alam saya masih melihat ada Pemuda Pancasila, ada kesusahan masyarakat saya masih melihat ada Pemuda Pancasila. Tetapi ini mungkin saja hanya spontanitas, by accident, program saran saya harus by design, harus direncanakan," pesannya.
Apa yang dilakukan oleh wilayah apa di lakukan oleh cabang sehingga secara terus-menerus sehingga kita punya informasi yang lengkap salah satu kelemahan organisasi manapun berada sekarang ini adalah tentang data sekarang agak mudah kita punya big data yang kita bisa dapatkan.
Menpora Amali juga meminta acara Pemuda Pancasila mengoptimalkan peran media, terutama media sosial dalam mesosialisasikan dan menyebarluaskan kegiatan organisasi.
"Kita sudah tidak bisa dihindarkan, sekarang sudah era teknologi informasi. Kita tidak bisa lagi menggerakkan organisasi ini secara manual semuanya sudah serba digital. Saya tentu berharap media sosial kita yang tentu sekarang sudah ada bisa didorong dioptimalkan lagi. Karena sekarang apapun kegiatan kita kalau tidak terinformasi kepada masyarakat maka itu akan percuma. Kita menggunakan media-media konvensional itu tetap tetapi yang lebih cepat adalah menggunakan kecepatan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, YouTube dan lain-lain," pintanya.(ded)
Sumber : https://www.kemenpora.go.id/detail/470/hadapi-tantangan-zaman-menpora-amali-minta-pemuda-pancasila-lakukan-transformasi