DISDIKPORA BULELENG HADIRI WIDYATULA (SEMINAR) BASA, AKSARA DAN SASTRA BALI SERANGKAIAN BULAN BAHASA BALI VI 2024
Denpasar, Senin 5 Februari 2024 l DISDIKTODAY
Dalam rangka Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali IV Tahun 2024 dengan tema “Jana Kerthi – Dharma Sadhu Nuraga”. Seijin Kepala Dinas, Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarpras SD, Gede Bani Purbawa, S.T. beserta staf mewakili Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng, untuk menghadiri undangan seminar basa, Aksara dan Sastra Bali yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, di Gedung Ksirarnawa, UPTD. Taman Budaya Provinsi Bali, Senin (5/2).
Kegiatan seminar ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Bulan bahasa Bali VI tahun 2024 yang di laksanakan selama bulan februari sampai tanggal 2 maret 2024. Dalam kegiatan tersebut ada beberapa hal yang disampaikan oleh Narawakya (Narasumber) terkait Implementasi bahasa, aksara dan sastra bali pada kurikulum merdeka bahasa Bali, dan tentang materi Nyliksik Bulu: Cacirén, Pinget Manusa Manut Lontar Carcan Jadma miwah Carcan Wong Nyujur SDM Unggul.
Disampaikan oleh Dr. Ni Wayan Sariani, S.Pd, seorang guru di SMPN 1 Kuta Selatan dan sebagai narasumber pertama, bahwa Implementasi Bahasa, Aksara dan Sastra Bali pada Kurikulum Merdeka Bahasa Bali dilakukan untuk memperkuat jati diri krama Bali. Inti dari materi tersebut adalah pentingnya menerapkan muatan lokal Bahasa Bali jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam Kurikulum Merdeka.
Implementasi basa , aksara dan sastra Bali dalam kuyrikulum merdeka dapat dilaksanakan dengan tata cara yang berbeda sesuai dengan jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah serta dengan fase – fase yang berbeda, seperti Materi Bahasa Bali jenjang Sekolah Dasar terdiri dari 3 fase yaitu fase A sampai fase C, fase A untuk kelas I – II SD, fase B untuk kelas III – IV SD, dan fase C untuk kelas V – VI SD, diantaranya tata cara mekenalan, angka, adan dina, adan warna, piranti masekolah, satua Bali, beburon, parinamapahan entik-entikan, kruna lan raos (terapan/konteks), pengangge tengenan, gantungan lan gempelan, cecimpedan, sekar rare, sekar alit. Fase D untuk kelas VII, VIII, IX SMP, fase E untuk kelas X SMA/SMK, dan fase F untuk kelas XI, XII SMA/SMK. Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan tugas guru bahasa bali diantaranya merencanakan dan melaksanakan pembelajaran atau bimbingan, dan elaksanakan Kegiatan Estrakurikuler. Ni Wayan Sariani juga mengajak seluruh guru bahasa bali untuk aktif membuat opuisi bahasa bali dan mengupload pada laman yang telah ditentukan dalam program 1000 puisi basa bali.
Selanjutnya I Wayan Suardiana seorang dosen di Universitas Udayana, sebagai narasumber kedua membawakan materi Nyliksik Bulu: Cacirén, Pinget Manusa Manut Lontar Carcan Jadma miwah Carcan Wong Nyujur SDM Unggul, beberapa hal yang disampaikan yaitu Orang-orang memiliki ciri-ciri sebagai tanda atau bukti-bukti yang melekat pada diri mereka sendiri, dan Bukti-bukti atau ciri-ciri fisik setiap orang berkaitan dengan tempramen, karakter, atau sifat, oleh karena itu memahami identitas diri adalah penting.Sehingga setiap orang dalam hal ini para guru bahasa bali harus selalu berintropeksi diri dan menjaga sikap dan nilai – nilai etika dalam kehidupan sehari – hari, serta membimbing anak-anak disekolah untuk beretika yang baik.
Kegiatan juga diisi dengan persembahan dari beberap guru dengan membacakan puisi, peparikan serta wewangsalan bahasa bali. Untuk diketahui peserta yang hadir dalam seminar tersebut terdiri dari perwakilan Dinas Pendidikan se kabupaten /kota provinsi Bali dan para guru bahasa Bali seluruh wilayah provinsi dan kabupaten/kota jenjang SD, SMP dan SMA/SMK.