Pernahkah Anda mendapati anak tiba-tiba mengucapkan kata-kata kasar atau kotor? Lalu apa reaksi Anda mendengar hal tersebut?
Hal ini pernah dialami Cherry Pranedya , 31 tahun. Putrinya, Maliqa Annisa Nayla, 4 tahun, tiba-tiba mengucapkan kata “bodoh”, dengan nada kesal saat bermain boneka seorang diri. Kala itu, Maiqa, sapaannya, memerankan dua karakter boneka.
Tentu hal ini membuat terkejut, sebab di dalam rumah Cherry tidak pernah terdengar kata-kata kasar. “Sempat kaget mendengarnya. Dari mana Maiqa bisa tahu kata-kata tersebut?,” kata Cherry. Padahal keluarganya amat berhati-hati dalam berucap. Dengan penasaran, Cherry pun menanyakan arti kata tersebut ke Maiqa. Ternyata ia tak mengetahui artinya.
Lalu Sarie, 32 tahun, juga pernah dibuat kaget oleh putrinya, Rysa Rusyfa, 6 tahun. Suatu waktu Rysa mengucap, “anjing” ketika bertengkar dengan saudara sepupunya. “Waktu dengar itu saya emosi. Rysa pikir pas bilang kata-kata itu, saya tidak di sekitarnya. Spontan saya tanya, siapa yang ajarin?,” kata Sarie bercerita.
Kejadian tersebut mungkin pernah kita alami. Memang mengejutkan dan pasti memantik emosi. Namun Anda tak perlu bersikap emosional dulu, sebab sikap emosional dan kekerasan belum tentu mampu menghentikan anak berbicara kasar. Bila dipikir lebih jauh lagi, anak juga belum tentu memamahi arti kata-kata kotor yang ia ucapkan.
Namun jangan juga bersikap salah, misal tertawa begitu mendengar si anak mengucapkan kata kasar. Hal ini wajib dihindari. Mengapa? Karena dengan Anda menertawakan, artinya anak merasa diperbolehkan mengulangi kata-kata kasar. Ia merasa dirinya lucu, dan membuatnya bangga, karena dia merasa mampu membuat orang lain senang. Maka, hindari dukungan Anda secara tidak langsung dengan tertawa. Sebaiknya langsung tegur si anak.
Ada baiknya kita mencari tahu dengan bertanya kepada si buah hati, dari mana ia mendapat kata-kata tersebut. Dengan begitu, Anda sudah melakukan satu tindakan mengatasi masalah, bukan menambah masalah dengan memarahi anak.
Pada umumnya, anak usia prasekolah belum memahami benar arti kata yang ia ucapkan. Anak juga belum memahami apakah kata-kata itu pantas atau tidak pantas untuk diucapkan.
Ketika anak mengatakan kata kasar atau kotor, ia tak bermaksud memaki, tetapi semata-mata hanya sekadar meniru. Tentunya orang tua tak boleh berdiam diri. Orang tua perlu meluruskan sikap atau perilaku anak agar tidak menimbulkan hal negatif lain. *Lusi C. Mahgriefie, penulis lepas, mantan jurnalis majalah Sang Buah Hati, media informasi tentang parenting