Kepala Disdikpora Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd. dalam laporannya menyampaikan tema Dharma Santhi kali ini adalah “Mulat Sarira” Mewujudkan Pendidikan Sanatana Dharma. Secara harfiah tema tersebut berarti introspeksi dan kontemplasi diri guna mewujudkan pendidikan yang abadi, kekal dan langgeng sepanjang hayat. Acara yang bertujuan selain merayakan hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939, pelaksanaan Dharma Santhi ini juga sebagai media simakrama antar keluarga besar Disdikpora Kabupaten Buleleng.

Sementara itu, Bupati Buleleng dalam Sambrama Wacananya menyampaikan bahwa melalui Mulat Sarira kita diajak menjadi pribadi-pribadi baru yang telah belajar dari apa yang kita lakukan. Memiliki pikiran terbuka dan optimis menatap masa depan.

“Dharma Santhi Hari Raya Nyepi ini juga memiliki makna simakrama, yaitu saling mendekatkan diri untuk melakukan silahturahmi dan saling memaafkan agar tercipta kedamaian. Terlebih kegiatan dharma santhi diisi dengan Dharma Wacana dan Dharma Tula, sehingga saya berharap seluruh jajaran Disdikpora dapat menikmati sesuatu yang luar biasa dan bermanfaat dalam kehidupan. Dengan siraman rohani semoga pemahaman kita beragama akan semakin dalam,” demikian sambutnya.

Acara yang menampilkan pembacaan Sloka dan Tari Sekar Jagat dari siswa-siswa SMPN 1 Singaraja diisi acara utama berupa Dharma Wacana dari Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda dengan moderator Nyoman Suardika, S.Ag.,M.Fil.H.