(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Nyoman Winata "UN Tak Lagi Jadi Momok Menakutkan"

Admin disdikpora | 12 Januari 2015 | 1153 kali

Denpasar. Adanya rencana perubahan sistem ujian nasional (UN) tidak menjadi tolok ukur kelulusan dinilai praktisi pendidikan Drs. Nyoman Winata, M.Hum., akan memberikan kabar gembira bagi siswa. Sebab, katanya, dengan sistem yang baru tersebut, peserta didik maupun sekolah tidak menjadikan UN sebagai momok yang menakutkan semua pihak.

Pasalnya, meski siswa tersebut pintar namun membuat “kesalahan” dalam UN, bisa saja mereka gagal. Pasalnya, UN memberikan kuota nilai UN sebesar 60 persen sementara sekolah hanya 40 persen.

‘’Dengan sistem terbaru meski prosedur operasional standar (POS) belum turun, perubahan sistem UN sebenarnya ditunggu-tunggu sebagian sekolah dan guru. Karena selama ini UN menjadi momok menakutkan, terutama bagi siswa itu sendiri. Banyak yang terjadi, meski seorang siswa pintar, ternyata tidak menjamin pasti lulus,’’ terang Winata yang juga Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Denpasar tersebut, Kamis (8/1) kemarin.

Diterangkannya, nilai UN yang diangkat secara rata-rata nasional tidak sebanding dengan kondisi pendidikan di daerah masing-masing di Indonesia. Akibatnya tidak sedikit peserta didik yang di daerah terutama di pelosok menjadi takut dan akhirnya membuat penilaian mereka menjadi jatuh meski sebelumnya mereka adalah sang juara. Jadi dengan nilai sekolah yang mendapatkan kuota lebih besar membuat siswa menjadi lebih tenang.

‘’Lebih tenang bukan berarti mereka santai. Karena bagaimanapun nilai ujian nasional itu mementukan juga. Setidaknya sebelum melaksanakan ujian mereka lebih tenang dan tidak panik seperti sebelumnya,’’ katanya, sembari mengatakan, tidak mau berandai-andai dulu atau panik sebelum itu dilakukan. ‘’Tunggu saja POS-nya dan saya yakin pemerintah memiliki kebijakan dan pertimbangan yang jelas,’’ terangnya.