(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Tertawa sebagai Suplemen Kecerdasan Otak Si Kecil

Admin disdikpora | 05 Oktober 2017 | 1474 kali

Ternyata tertawa merupakan suplemen murah dan mudah yang dapat mencerdaskan otak anak. Mengapa bisa begitu? Pertama, saat anak tertawa, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin. Hormon ini sebagai hormon anti stres yang sangat ampuh.

Saat anak tertawa, secara bebarengan tubuhnya melakukan pemulihan untuk tetap berada dalam kondisi prima. Dengan tertawa seluruh area yang ada di otak akan aktif. Dengan begitu anak yang tertawa akan lebih kreatif, memiliki banyak ide dan akan berpengetahuan luas.

Kedua, anak lebih mudah menyerap informasi. Saat anak dewasa mereka akan mudah menyerap pelajaran saat disekolah. Hal ini pernah diuji di sekolah prasekolah Pocoyo di luar negeri. Karena anak tidak mudah jenuh dan bosan.

Ketiga, anak lebih mudah memecahkan permasalahan yang sedang mereka hadapi.

Melihat begitu besar manfaatnya, sudah seharusnya tertawa menjadi kebutuhan primer, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Maka dari itu, para orang tua sebaiknya membiasakan anak untuk tertawa.

Namun membuat anak tertawa kerap kali susah. Orang tua harus melakukan berbagai cara agar anak bisa terpancing untuk tertawa.

Bila masih mengalami kesulitan, berikut beberapa cara memancing tawa berdasarkan usia:

- Usia 0-6 bulan. Bayi tersenyum untuk pertama kalinya. Pada usia ini mereka akan tertawa ataupun tersenyum jika mendengarkan suara-suara lucu, bisa juga dengaan gerakan-gerakan lucu. Misal saat si kecil sedang digendong lalu tiba-tiba diajak jongkok dan langsung berdiri lagi dan dilakukan secara berulang-ulang mereka akan terkejut dan akan tertawa.

- Usia 6-12 bulan. Pada usia ini anak mulai mencari sendiri hal-hal yang membuatnya tertawa. Apalagi jika mereka melihat hal-hal aneh, misal saja mereka melihat ayah merek memakai celana di kepala dengan eksperesi lucu. Mereka juga akan tertawa saat di kagetkan seberti juga bermain ciluk-ba.

- Usia 12-18 bulan. Mereka sudah bisa memahami sentuhan rangsangan pada kulit. Mereka akan tertawa jika mereka merasa geli dengan digelitiki. Mereka juga sudah mampu memahami apa yang dilihatnya, akan tertawa jika melihat tontonan kartun yang dilihatnya lucu.

- Usia 18 bulan ke atas. Mereka sudah banyak melakukan hal-hal yang bisa membuatnya tertawa, seperti mengajaknya untuk melihat buku bergambar atau film bergenre komedi.

Dengan beberapa tips di atas, semoga anak mudah tertawa akan lebih terbuka dan kreatif. (Cesilia Prawening – Relawan Pustaka Wadas Kelir)