(0362) 22442
disdik@bulelengkab.go.id
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Kiat Mengatasi Anak Mudah Lupa

Admin disdikpora | 05 Oktober 2017 | 885 kali

 ”Heran deh, adik saya yang berusia 6 tahun sering sekali lupa. Pergi sekolah memakai sepeda, pulangnya jalan kaki, sepedanya ditinggal di sekolah. Akhirnya saya yang harus mengambil sepedanya ke sekolah. Bukan cuma itu, beberapa kali buku-bukunya juga lupa ditaruh dan harus membeli yang baru,” demikian keluhan seorang teman tentang adiknya yang pelupa.

Perlu Anda ketahui bahwa bagaimana cara mengurangi sifat mudah lupa ketika dalam situasi dan kondisi yang dialami oleh anak. Ini adalah tugas Anda untuk mengurangi sifat lupa dengan cara meningkatkan daya ingat akal mereka.

Ada banyak ragam yang dapat Anda coba untuk mengupayakan agar daya ingat anak meningkat. Berikut ada beberapa cara untuk mengatasi sifat mudah lupa dengan sistem agar dapat mengingat peristiwa yang ada di memori Anak:

Pertama, ajari anak mandiri. Jangan terlalu membuat anak tergantung pada orang lain, apalagi kalau ia sudah bersekolah. Latih Anak untuk mandiri dengan mengajarinya menyimpan benda-benda pribadinya sendiri, seperti sepatu di rak sepatu, menyimpan tas di atas meja belajar, topi di gantungan topi dan mainan di tempat mainannya.

Jika Anak secara mandiri meletakkan barang-barang keperluannya pada tempatnya, ia akan mudah mengingat di mana harus mengambil benda yang dibutuhkannya.

Kedua, beri pertanyaan untuk merangsang ingatannya. Suatu hari mungkin anak lupa dengan rutinitas hariannya. Semakin sering mengingatkannya, membuat anak terbiasa diingatkan dan tidak mandiri dalam mengingat sesuatu. Supaya Anak belajar mengingat, berikan beberapa pertanyaan tertentu untuk merangsang ingatannya. Beberapa pertanyaan berikut ini bisa dilontarkan kepadanya.

Misalnya, ”Kalau jam segini, biasanya Razan melakukan apa?” (sedang mengingatkan Anak untuk pergi mengaji).

”Nak, sudah pukul 13.00, mainannya tidak disimpan?” (untuk mengingatkannya tidur siang).

”Permainan lego adik yang di meja itu sudah lama kamu pinjam?” (untuk mengingatkannya segera mengembalikan).

Ketiga, membuat jadwal harian. Bersama anak, bimbing ia untuk selalu membuat jadwal atau agenda harian yang menyangkut rutinitasnya setiap hari. Dalam jadwal harian tersebut bisa dituliskan jenis kegiatan dan waktunya. Supaya mudah dibaca, bisa dibuat tabel dan ditulis secara urut rutinitas yang dilakukan anak dari pagi hingga malam hari.

Sebagai contoh, jadwal yang ditulis adalah bangun tidur, sholat, mandi pagi, sarapan, pergi sekolah, pulang sekolah, berganti pakaian, makan siang, bermain, tidur siang, belajar, mandi sore, mengaji, nonton TV, belajar dan tidur malam. Jadwal harian yang dibuat ini untuk membantu anak dalam mengingat kegiatan yang harus dilakukannya setiap hari.

Keempat, pujian saat anak tidak menjadi pelupa. Ketika anak tidak lagi lupa di mana ia menaruh benda-benda miliknya atau menjawab isi buku yag dibacanya, jangan lupa untuk memujinya. Pujian ini akan memotivasi anak untuk tidak menjadi pelupa. (Nur Hafidz – Mahasiswa IAIN Purwokerto program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini [PIAUD], Pegiat PIAUD STUDIO IAIN Purwokerto)