#BeritaKemdikbud
Paudpedia—Anak-anak usia dini bisa dikatakan yang paling rentan untuk stress menghadapi situasi pandemic Covid-19 ini. Bayangkan, usia dini adalah usia dimana anak senang bermain dengan teman-temannya, namun karena pandemi, mereka dibatasi dalam bermain dengan teman-temannya dan hanya bermain di rumah berdama orang tuanya. Karena itu, jangan heran dan kaget, berbagai survey menunjukkan, banyak anak bosan dengan situasi pandemi ini.
Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua dan pendidik di Lembaga PAUD agar Kesehatan anak usia dini tetap terjaga selama pandemic?
Menurut Santi Ambarrukmi, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) PAUD Kemdikbud, pendidik dan orang tua harus berkolaborasi untuk menjaga Kesehatan mental anak usia dini.
“Proses pembelajaran berorientasi pada kualitas, tidak perlu menghabiskan kurikulum, tapi lebih ke kecakapan hidup sehari-hari. Orang tua sebaiknya fokus pada keunikan masing-masing anak dalam belajar, “ujarnya pada Webinar bertajuk “Mengelola Kesehatan mental AUD di masa pandemic Covid-19,” yang digelar Paudpedia, pada Sabtu, 14 November 2020 kemarin.
Kesehatan mental anak usia dini akan terjaga, kata Santi, bila anak merasa senang dan Bahagia karena berada dalam lingkungan yang aman, merasa diperhatikan, disayang, dihargai dan dipercaya oleh orang-orang dewasa di sekitarnya.
Bila hal itu sudah diperoleh, lanjut Santi, anak dapat belajar dengan baik, memecahkan masalah, dan bangkit dari situasi yang sulit, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan cara yang positif, serta memiliki hubungan yang baik dengan orang lain.
Kesehatan mental anak usia dini juga bisa dijaga dengan menghindarkan anak dari kejadian yang traumatis, sedih, dan mudah marah yang berlebihan secara terusa menerus, merasa sangat cemas, ketakutan, atau mimpi buruk.
“Memang tidak mudah menjaga Kesehatan mental anak usia dini, karena pendidik tidak melihat langsung tapi lewat orang tua sehingga komunikasi dan kolaborasi pendidik dan orang tua memegang peranan penting selama anak belajar di rumah, “paparnya.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Santi, bahwa Lembaga PAUD diharapkan mengkombinasikan antara pengetahuan, teknologi, praktek, hingga matematika dalam proses pembelajaran. Hal itu dilakukan pendidik dengan cara-cara yang bisa mengambil hati anak sehingga si anak dapat menyerap apapun yang diberikan pendidik.
“Nah, orang tua harus menaruh perhatian pada hal-hal yang sedang dikerjakan anak anak dan memantau perkembangannya, “kata Santi.
Santi meyakini, jika Lembaga PAUD, pendidik dan orang tua memerankan fungsinya dengan semestinya, maka akan semakin besar kemungkinan anak menjadi orang yang berhasil di masa mendatang.
Yang paling penting, lanjut Santi, biarkan anak usia dini melakukan apa yang disebutnya “Merdeka bermain”, yakni bermain dengan cara-cara yang membahagiakan, menyenangkan, ceria, dan menggembirakan.
Terakhir, kata Santi, saat situasi normal, di Lembaga PAUD anak usia dini bisa ditanamkan karakter menghargai temannya, bersosialisasi, dan bekerjasama karena bertemu teman.
“Ketika kemudian belajar di rumah karena pandemi, tentunya hal itu tidak bisa dilakukan tapi orang tua bisa menanamkan karakter yang lain, misalnya ditanamkan bagaimana menghargai lingkungan sekitar, menghargai binatang peliharaan, tumbuhan, menjaga kebersihan, dan sejenisnya, “ujar Santi. Yanuar Jatnika
Sumber : https://anggunpaud.kemdikbud.go.id/index.php/berita/index/20201116161032/Jaga-Kesehatan-Mental-Anak-Usia-Dini-Pendidik-dan-Orang-Tua-Harus-Berkolaborasi