KABUPATEN BULELENG RAIH PENGHARGAAN DALAM PROGRAM EKOSISTEM SEKOLAH LITERAT (ESL)
Singaraja, Sabtu 12 Desember 2020 | DISDIK TODAY
Kabupaten Buleleng meraih Penghargaan Dalam Program Ekosistem Sekolah Literat (ESL) dalam acara Inaugurasi Master Trainer Literasi ESL yang diselenggarakan pada hari Sabtu 12 Desember 2020 secara Virtual. Kabupaten Buleleng mendapat kehormatan untuk menerima penghargaan sebagai Kabupaten dengan “Frekuensi Diseminasi Terbanyak” dalam ajang yang diselenggarakan oleh Putera Sampoerna Fondation.
Kepala Dinas Kabupaten Buleleng, Made Astika S.Pd, M.M menyampaikan bahwa penghargaan ini merupakan suatu prestasi yang luar biasa bagi Kabupaten Buleleng pada umumnya, dan SMPN 8 Singaraja pada khususnya. Lebih lanjut dalam sambutannya Kadisdikpora Buleleng, Made Astika, S.Pd.,MM pada acara kemarin “Kami mengoptimalkan kesempatan baik ini untuk dapat diikuti oleh para guru dan pegiat literasi di Buleleng, dan tentunya keberadaan Master Trainer Literasi di Kabupaten Buleleng ini akan dapat memberikan layanan liteasi yang baik bagi peserta didiknya, dan mengimbaskan kemampuan yang dimiliki kepada rekan sejawatnya.”
Di abad 21 ini, keterampilan literasi adalah kebutuhan mendesak yang perlu dimiliki oleh siapa pun untuk dapat bersaing secara global. Namun sayangnya, kondisi literasi Indonesia berada pada urutan 60 dari 61 negara pada tahun 2016, menurut studi Central Connecticut State University, Amerika Serikat. Penyebabnya datang dari berbagai faktor, antara lain akses buku yang sulit, terbatasnya akses teknologi, gaya hidup, dan sederet hal lainnya.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah tidak tinggal diam, Indonesia sudah melakukan sejumlah terobosan mendasar, baik dalam bentuk program, kegiatan, maupun kebijakan publik yang mendukung peningkatan literasi. Sebagai bentuk dukungan atas usaha pemerintah dalam meningkatkan literasi di Indonesia, Putera Sampoerna Foundation (PSF) bersama Room to Read- San Fransisco menginisiasi program Ekosistem Sekolah Literat (ESL) sebagai respon terhadap fenomena literasi di Indonesia. Program ini melibatkan lebih dari 300 calon Master Trainer Literasi dengan total 8.512 guru imbas yang berasal dari 27 provinsi di Indonesia. Ekosistem Sekolah Literat ini tidak hanya menyasar pada peningkatan minat baca siswa saja, tapi juga pemanfaatan teknologi sebagai sumber bacaan dengan menggunakan pelantar Literacy Cloud.
Kabupaten Buleleng sebagai mitra PSF dalam implementasi Lighthouse School Program (LSP) turut berpartisipasi dalam program ini. Walaupun terbilang baru dalam program LSP, namun kabupaten Buleleng melalui SMPN 8 Singaraja menunjukan kesungguhan yang patut diacungkan jempol. Di bawah kepemimpinan Bapak Ketut Arya sebagai kepala sekolah SMPN 8 Singaraja, hampir seluruh guru mengikuti pembekalan pada bulan Juli hingga Agustus 2020 dan dilanjutkan dengan diseminasi kepada 905 guru maupun siswa setempat.
Apresiasi yang setinggi – tingginya juga disampaikan oleh Dirjen GTK Kementerin Pendidikan dan Kebudayaan republic Indonesia Bapak Iwan Syahril, PhD dalam sambutannya pada acara Inaugurasi Master Trainer Literasi yang diselenggarakan secara daring “Terima kasih kepada PSF dan Room to Read yang memberikan dampak nyatakepada masyarakat Indonesia dalam budaya literasi melalui program ESL yang memberikan imbas yang luar biasa.”
“Program Ekosistem Sekolah Literat mendorong keterlibatan langsung para pelaku pendidikan, bukan hanya guru melainkan juga orang tua, dan komunitas baca untuk meningkatkan minat baca siswa melalui pengenalan berbagai strategi membaca menyenangkan dan interaktif. Pembentukan keterampilan literasi adalah langkah awal untuk menciptakan bangsa yang besar dan masyarakat yang literat,” ujar Juliana, Head of Program PSF.
Lebih lanjut disampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas dukungan Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng terhadap program ESL yang difasilitasi oleh rekan-rekan guru SMPN 8 Singaraja. “Semangat, kerja keras, dan motivasi dari para guru dan kepala sekolah SMPN 8 Singaraja menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita memiliki niat dan motivasi untuk berubah,” tutup Juliana di akhir wawancara.